
Bank Indonesia Mengungkap Faktor Penghambat Penurunan Suku Bunga Perbankan
Bank Indonesia (BI) menyoroti praktik pemberian bunga khusus atau special rate kepada deposan besar, yang mencapai 25% dari total dana pihak ketiga (DPK). Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan bahwa kondisi ini menjadi salah satu faktor penghambat turunnya suku bunga perbankan meski BI telah melakukan penurunan suku bunga acuan.
“Kenapa penurunan suku bunga (BI-Rate) dan likuiditas belum menurunkan suku bunga deposito dan kredit? Salah satu faktornya adalah praktik special rate deposito, baik dari deposan besar maupun perbankan,” ujar Perry dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (22/9).
Perry menjelaskan bahwa jumlah DPK yang mendapatkan special rate atau bunga di atas penjaminan LPS mencapai Rp2.380,4 triliun. Kelompok pemerintah BUMN menjadi deposan dengan special rate tertinggi, yakni 6,30% per Agustus 2025.
Setelah itu, secara berurutan tercatat kelompok pemerintah non-BUMN sebesar 6,14%, swasta IKNB 6,11%, perseorangan 5,94%, swasta non-IKNB 5,72%, dan bukan penduduk 5,22%.
“Jika 25,4% dana special rate itu sama dengan bunga penjaminan LPS, maka suku bunga cost of fund bisa turun sekitar 0,55%. Suku bunga kreditnya juga turun 55 bps. Ini belum kalau ada efisiensi dari biaya overhead maupun margin,” tambah Perry.
Rata-rata Special Rate Terus Meningkat
Menurut BI, rata-rata special rate cenderung meningkat. Pada 2024 rata-rata sebesar 6,19%, naik tipis dari tahun sebelumnya 6,13%. Per Agustus 2025, rata-rata special rate masih di level 5,91%.
Penurunan suku bunga kredit lebih lambat dibandingkan penurunan BI-Rate. Meskipun BI telah menurunkan BI-Rate sebesar 125 bps sejak September 2024 hingga Agustus 2025, penurunan suku bunga perbankan belum sejalan. Suku bunga deposito 1 bulan hanya turun 16 bps dari 4,81% pada awal 2025 menjadi 4,65% pada Agustus 2025.
Sementara itu, penurunan suku bunga kredit lebih lambat lagi, hanya 7 bps dari 9,20% menjadi 9,13% dalam periode yang sama.
“Kalau special rate ini bisa turun, berarti penurunan suku bunga deposito dan kredit bisa lebih cepat. Suku bunga pasar uang sudah turun, SBN juga sudah turun, mestinya suku bunga deposito ikut turun,” kata Perry.
Perkembangan Suku Bunga Pasar Uang dan SBN
BI mencatat bahwa penurunan BI-Rate sudah ikut menurunkan bunga di pasar uang. Contohnya, suku bunga harian INDONIA turun 1,44% dari 6,03% pada awal 2025 menjadi 4,59% pada 16 September 2025.
Suku bunga SRBI tenor 6, 9, dan 12 bulan juga merosot masing-masing 210 bps, 213 bps, dan 219 bps menjadi 5,06%, 5,07%, dan 5,08% per 12 September 2025.
Imbal hasil SBN tenor 2 tahun menurun 185 bps dari 6,96% pada awal 2025 menjadi 5,11% per 16 September 2025. Untuk tenor 10 tahun, imbal hasil turun 94 bps dari puncaknya 7,26% pada pertengahan Januari 2025 menjadi 6,32%.
Keputusan BI dalam Rapat Dewan Gubernur
Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) September ini, BI kembali memangkas BI-Rate sebesar 25 bps ke level 4,75%. Suku bunga deposit facility juga diturunkan 50 bps ke 3,75%. Sementara lending facility dipangkas 25 bps ke 5,5%.
Dengan keputusan ini, BI telah enam kali menurunkan suku bunga acuan sejak September 2024, dengan total penurunan sebesar 150 bps.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!