Indeks LQ45 Tertekan, Peluang Rebound Menguntungkan untuk BBRI, ISAT, dan ICBP

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Performa LQ45 yang Tertekan Menjadi Peluang untuk Akumulasi Saham Unggulan

Indeks LQ45, yang mengalami penurunan sebesar 3,74% sejak awal tahun (year to date/YtD) ke level 795,69 pada Kamis (25/9/2025), berada di bawah kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencatat pertumbuhan sebesar 13,57% YtD. Kondisi ini bisa menjadi momen strategis bagi investor untuk memperkuat portofolio dengan menambahkan saham-saham unggulan yang saat ini dinilai undervalued.

Menurut Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, ketertinggalan LQ45 dibandingkan IHSG bukanlah hal yang baru dalam sejarah pasar modal. Namun, ia mengakui bahwa perbedaan skala seperti ini jarang terjadi dalam waktu yang cukup panjang.

“Perubahan arah minat investor dari saham-saham besar atau big caps ke saham lapis kedua dan ketiga bisa menjadi salah satu faktor utama,” ujarnya.

Ekky menjelaskan bahwa pergeseran ini dipengaruhi oleh beberapa aspek. Pertama, pelemahan sektor perbankan yang selama ini menjadi tulang punggung LQ45. Hal ini terjadi karena tekanan arus keluar dana asing serta kekhawatiran terhadap arah kebijakan fiskal, permintaan kredit yang belum pulih, dan pelemahan rupiah.

Selain itu, valuasi sejumlah saham LQ45 pada awal tahun sudah berada di level premium. Sementara itu, saham di luar indeks masih menawarkan potensi rerating yang lebih besar. Hal ini turut mendorong pergeseran minat investor.

Meskipun demikian, situasi ini tidak berarti bahwa saham big caps sedang menghadapi risiko struktural jangka panjang. Justru, fase tekanan saat ini bisa menjadi peluang untuk akumulasi saham berkualitas dengan harga diskon.

“Valuasi bank-bank besar seperti BMRI, BBRI, dan BBNI sudah turun cukup dalam dan berpotensi rebound jika ada perbaikan kepercayaan fiskal serta peningkatan realisasi kredit di semester kedua tahun ini,” tambahnya.

Ekky melihat prospek LQ45 tetap menarik, terutama menjelang musim laporan keuangan kuartal III/2025 dan momentum window dressing akhir tahun. Rotasi kembali ke saham blue chips dinilai bisa menjadi katalis positif bagi indeks unggulan tersebut.

Beberapa saham LQ45 yang patut diperhatikan antara lain:

  • BMRI dan BBRI dari sektor perbankan
  • TLKM dan ISAT di sektor telekomunikasi
  • ICBP dan INDF dari sektor konsumsi yang memiliki fundamental defensif dengan valuasi relatif murah

Dengan tren suku bunga yang cenderung menurun dan dukungan likuiditas dari stimulus pemerintah, saham-saham unggulan ini memiliki potensi rebound yang signifikan hingga akhir tahun.

Investor disarankan untuk memantau perkembangan ekonomi secara keseluruhan dan mempertimbangkan analisis mendalam sebelum membuat keputusan investasi. Setiap keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.