Ketua GIAA Ikut Prabowo ke AS Bahas Pembelian Pesawat Boeing

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Garuda Indonesia Siap Tambah Armada Pesawat dengan Kerja Sama Boeing

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), Wamildan Tsani Panjaitan, turut serta dalam lawatan Presiden Prabowo Subianto ke Amerika Serikat (AS). Hal ini diketahui setelah ia tidak hadir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR pada Senin (22/9/2025) karena sedang terbang ke AS.

Menurut Direktur Niaga GIAA, Reza Aulia Hakim, selain mendampingi Presiden, alasan Wamildan melakukan perjalanan ke AS adalah untuk menindaklanjuti rencana pengadaan 50 armada pesawat sebagaimana kesepakatan perdagangan antara Indonesia dan Donald Trump. Tujuan utamanya adalah untuk menurunkan tarif dan memperkuat kerja sama jangka panjang.

“Untuk keperluan bekerja sama jangka panjang inilah bapak direktur utama kami mendampingi bapak Presiden dalam lawatan beliau ke Amerika Serikat untuk melakukan diskusi lanjutan terkait rencana pengadaan armada dari Boeing,” ujar Wamildan dalam RDP dengan Komisi VI di Jakarta, Senin (22/9/2025).

Reza menjelaskan bahwa dalam rencana penambahan armada jangka panjang, Garuda Indonesia berencana menjajaki kerja sama dengan pabrikan pesawat ternama, yakni Boeing. Dengan adanya kerja sama ini, Garuda berharap bisa mendapatkan kepastian jumlah pesawat dan harga yang lebih kompetitif.

Meski demikian, Reza menegaskan bahwa penambahan armada dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk manfaat yang optimal baik secara strategis, operasional, maupun finansial.

Penurunan Armada Pasca-Pandemi

Pada masa pra-pandemi, jumlah armada Garuda Indonesia mencapai 142 unit. Namun, seiring dengan penurunan jumlah penumpang dan keterbatasan pasokan suku cadang, jumlah pesawat yang dapat dioperasionalkan turun menjadi 68 unit pada 2022.

Dengan pulihnya industri penerbangan, Garuda Indonesia telah melakukan penambahan armada secara bertahap. Pada 2023, jumlah armada bertambah sebanyak 71 unit, kemudian naik lagi 73 unit pada 2024. Hingga Agustus 2025, total armada meningkat lima unit, sehingga mencapai 78 unit. Terdiri dari 32 armada wide body dan 46 unit narrow body.

Seiring dengan rencana tersebut, hingga akhir tahun ini, akan ada tambahan dua unit pesawat lagi, sehingga total armada menjadi 80 unit. Pada 2025, Garuda Indonesia menargetkan penambahan sebanyak 7 armada baru, yang merupakan penambahan terbanyak sejak masa pandemi.

Rencana Pengadaan 100 Armada Pesawat Baru

Garuda Indonesia memiliki rencana jangka panjang untuk menambah 100 armada pesawat baru hingga tahun 2029. Sebelumnya, kesepakatan pembelian 50 pesawat Boeing sudah dilakukan, namun hanya satu unit yang telah tiba. Sementara 49 unit sisanya akan dikirim mulai 2031.

Dengan rencana ini, Garuda Indonesia berkomitmen untuk memperkuat posisinya sebagai maskapai penerbangan nasional yang mampu bersaing di pasar internasional. Penambahan armada juga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas penerbangan dan memberikan layanan yang lebih baik kepada para penumpang.