Penerbitan Saham Inet, Sinergi Inti Andalan Prima yang Bisa Raup Rp 3,2 Triliun

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Perusahaan Telekomunikasi Besar Akan Lakukan Rights Issue Senilai Rp3,2 Triliun

PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) resmi mengumumkan rencana aksi korporasi besar-besaran yang dikenal sebagai Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (PMHMETD I). Dalam rencana ini, perusahaan akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 12,8 miliar lembar dengan harga pelaksanaan sebesar Rp250 per saham. Harga ini lebih tinggi dibandingkan harga pasar pada penutupan Jumat, 26 September 2025, yang tercatat di Rp228 per saham.

Rasio rights issue yang ditetapkan adalah 3:4. Artinya, setiap pemegang tiga saham lama INET berhak mendapatkan empat hak pesan efek terlebih dahulu (HMETD). Rencana ini bertujuan untuk memperkuat modal perusahaan guna mendukung ekspansi bisnis dan pengembangan infrastruktur jaringan.

Pemegang saham pengendali PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara, yang memiliki 60,62% saham INET, akan menyerap seluruh haknya dalam rights issue ini. Selain itu, perusahaan tersebut juga bersedia menjadi pembeli siaga untuk saham-saham yang tidak diambil oleh investor lain.

Dalam surat tertanggal 19 September 2025, manajemen PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara menyatakan bahwa mereka akan melakukan HMETD senilai Rp1,78 triliun dari porsi kepemilikannya. Surat yang sama juga menyebutkan bahwa perusahaan akan menjadi pembeli siaga hingga maksimal 5,65 miliar saham atau senilai Rp1,41 triliun jika saham baru tidak seluruhnya terserap oleh investor.

Dana hasil rights issue ini mencapai total Rp3,2 triliun. Dana segar ini akan digunakan untuk mempercepat ekspansi jaringan Fiber To The Home (FTTH) berkecepatan tinggi dengan teknologi Wi-Fi 7. Sebanyak Rp2,8 triliun akan dialokasikan ke anak usaha GPI untuk menggaet 2 juta pelanggan baru di Bali dan Lombok. Sementara itu, sekitar Rp213,44 miliar akan digunakan untuk melunasi biaya sewa jaringan kabel bawah laut. Selain itu, sekitar Rp135 miliar akan digunakan sebagai modal kerja untuk membangun FTTH di Jawa melalui anak usaha INET. Sisanya akan digunakan untuk pengembangan layanan, pemasaran, serta biaya overhead lainnya.

Sebagai bagian dari strategi pendanaan, INET juga menerbitkan maksimal 3,07 miliar Waran Seri II dengan rasio 25:6. Waran Seri II ini hanya dapat dikonversi menjadi saham baru pada periode pelaksanaan antara 3 Juni 2026 hingga 1 Desember 2028.

Berikut adalah jadwal penting terkait rights issue dan waran:

  • Tanggal Terakhir Perdagangan Saham dengan HMETD
  • Pasar Reguler dan Negosiasi: 25 November 2025
  • Pasar Tunai: 27 November 2025

  • Tanggal Mulai Perdagangan Saham Tanpa HMETD

  • Pasar Reguler dan Negosiasi: 26 November 2025
  • Pasar Tunai: 28 November 2025

  • Tanggal Pencatatan dalam DPS yang berhak atas HMETD: 27 November 2025

  • Perdagangan & Pelaksanaan HMETD: 1 – 5 Desember 2025

  • Perdagangan Waran Seri II: 3 Desember 2025 – 1 Desember 2028

  • Pelaksanaan Waran Seri II: 3 Juni 2026 – 1 Desember 2028