
Perkiraan Pergerakan IHSG Pekan Depan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak mendatar atau sideways pada pekan depan. Hal ini disebabkan oleh minimnya katalis baru yang muncul, baik dari dalam maupun luar negeri. Beberapa saham unggulan juga mulai menjadi perhatian investor, seperti emiten milik Happy Hapsoro dan Garibaldi Thohir.
Pada perdagangan Jumat (19/9/2025), IHSG ditutup menguat sebesar 0,53% ke level 8.051,12. Selama pekan ketiga September 2025, indeks komposit mencatatkan kenaikan sebesar 2,51%. Meskipun demikian, penguatan tersebut terjadi di tengah pergerakan harga yang relatif terbatas. Valdy Kurniawan, Head of Research Phintraco Sekuritas, menyatakan bahwa IHSG bergerak dalam rentang sempit sepanjang perdagangan Jumat sebelum akhirnya ditutup menguat.
“Minimnya sentimen positif baru membuat IHSG cenderung sideways,” ujarnya dalam riset yang dirilis pada Sabtu (20/9/2025).
Phintraco Sekuritas merekomendasikan beberapa saham yang layak diperhatikan investor pada pekan depan. Di antaranya adalah PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU), yang merupakan entitas milik Happy Hapsoro, serta PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO), yang dimiliki oleh Garibaldi Thohir. Selain itu, saham milik Sandiaga Uno, yaitu PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG), dan entitas milik Hartono bersaudara, PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR), juga masuk dalam radar investor. Terakhir, saham PT Bukit Sentul Tbk. (BKSL) turut menjadi perhatian.
Dari sisi sektoral, saham industri mencatatkan kenaikan tertinggi, sedangkan sektor properti mengalami penurunan terbesar. Secara teknikal, indikator stochastic RSI mulai memasuki area jenuh beli atau overbought, namun histogram MACD masih berada di zona positif.
Valdy memproyeksikan indeks komposit akan bergerak pada rentang support 7.970, pivot 8.050, dan resistance di level 8.070. “IHSG diperkirakan masih akan bergerak sideways pada kisaran 7.970 hingga 8.070, sambil menantikan katalis baru yang cukup kuat,” katanya.
Menurutnya, investor akan mencermati sejumlah agenda ekonomi global dan domestik yang akan datang. Dari China, pasar menunggu keputusan suku bunga acuan Loan Prime Rate (LPR) 1 tahun dan 5 tahun yang diproyeksikan tetap di 3% dan 3,5%. Dari Amerika Serikat, perhatian tertuju pada rilis indeks Core PCE Prices Agustus 2025 yang diperkirakan stabil di 0,3% MoM. Sementara itu, Bank Indonesia dijadwalkan merilis data uang beredar M2 periode Agustus 2025.
Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca tidak menjadi tanggung jawab kami.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!