Asing Tarik Dana, BI Rate Turun Guncang Pasar

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Investor Asing Menarik Dana dari Berbagai Instrumen Pasar

Pada bulan September 2025, terjadi penarikan dana besar-besaran oleh investor asing dari berbagai instrumen pasar keuangan Indonesia. Hal ini terjadi setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75% pada Rabu (17/9/2025). Dalam periode transaksi antara 15 hingga 18 September 2025, investor asing mengalami penarikan dana dari Surat Berharga Negara (SBN), Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), dan saham.

Dari data yang dirilis oleh BI, dana yang ditarik oleh investor asing dari SBN mencapai Rp5,49 triliun, yang merupakan jumlah terbesar dibandingkan dua instrumen lainnya. Selanjutnya, investor asing menjual aset SRBI senilai Rp2,79 triliun, sementara untuk pasar saham, dana yang ditarik hanya sebesar Rp0,16 triliun.

Secara keseluruhan, aksi jual investor asing di instrumen surat utang pemerintah mencapai Rp41,82 triliun sepanjang 2025. Sementara itu, penjualan saham oleh investor asing mencapai Rp59,73 triliun, dan penjualan kepemilikan SRBI mencapai angka terbesar yaitu Rp119,62 triliun.

Kenaikan Risiko dalam Pasar Keuangan

Kondisi ini juga tercermin dari kenaikan persepsi risiko yang terlihat melalui Credit Default Swap (CDS) 5 tahun Indonesia. Pada 18 September 2025, CDS 5 tahun RI meningkat menjadi 70,17 basis poin, lebih tinggi dari posisi sebelumnya yaitu 67,72 basis poin pada 12 September 2025. Kenaikan CDS menunjukkan adanya peningkatan risiko terhadap aset keuangan, khususnya surat utang, akibat potensi gagal bayar atau bangkrut.

Selain itu, imbal hasil SBN tenor 10 tahun juga mengalami kenaikan. Pada pembukaan pasar Jumat (19/9/2025), imbal hasil SBN mencapai 6,29%, yang lebih tinggi dari penutupan pada Kamis (18/9/2025) sebesar 6,27%. Kenaikan ini menunjukkan bahwa investor meminta imbal hasil yang lebih tinggi karena adanya kenaikan risiko.

Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah

Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan. Pada pembukaan pasar Jumat (19/9/2025), rupiah mencapai Rp16.550, melemah dari penutupan pasar sebelumnya yaitu Rp16.500.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan ekonomi Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso.

Prediksi Penurunan Suku Bunga BI Rate

Beberapa ekonom dan analis memprediksi bahwa BI akan terus menurunkan suku bunga acuan di empat bulan tersisa pada 2025. Equity Research Analyst Panin Sekuritas, Felix Darmawan, menyatakan bahwa ruang pemangkasan BI Rate masih terbuka setelah The Federal Reserve (the Fed) juga melakukan pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 4,25%.

Felix memperkirakan bahwa BI akan melakukan satu kali pemangkasan 25 bps lagi pada akhir 2025. Ia juga menilai bahwa siklus pelonggaran kebijakan moneter akan terus berlanjut ke 2026, sejalan dengan inflasi domestik yang terjaga, upaya percepatan pertumbuhan ekonomi, serta potensi pemangkasan suku bunga the Fed.

Enrico Tanuwidjaja dari UOB Group juga menilai bahwa BI masih memiliki ruang untuk melonggarkan kebijakan moneter. Ia menjelaskan bahwa saat ini suku bunga BI berada di level 4,75% dan dengan inflasi yang diperkirakan tetap berada dalam kisaran target bank sentral, 1,5%-3,5%, maka masih ada ruang bagi BI untuk melonggarkan lebih lanjut.

Tim ekonom UOB merevisi proyeksinya, bahwa suku bunga BI akan diturunkan sebesar 25 bps pada kuartal IV/2025 dan 25 bps lagi pada kuartal I/2026. Dengan demikian, suku bunga BI akan mencapai 4,25% dan tetap berada pada level tersebut sepanjang 2026.