
Proses Evakuasi Pekerja yang Terjebak di Tambang Bawah Tanah Freeport
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Yuliot Tanjung mengungkapkan bahwa dua terowongan baru telah dibuka hingga mencapai titik awal lokasi para pekerja yang terjebak di tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia (PTFI). Namun, hingga saat ini, para pekerja tersebut belum ditemukan di lokasi tersebut. Kondisi jalur yang berliku-liku dan cukup dalam diduga menjadi penyebab posisi pekerja bergeser dari prediksi awal.
"Jadi dua terowongan baru itu sudah sampai di titik lokasi awal. Ini tempat, ini pegawai yang terjebak tadi. Tetapi yang bersangkutan tidak ada di lokasi yang bersangkutan karena terowongan yang ada di dalam itu kan ini berliku-liku dan juga cukup dalam," ujar dia saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (12/9/2025).
Proses Evakuasi Mengalami Keterlambatan
Proses evakuasi yang awalnya ditargetkan selesai dalam 30 jam setelah insiden kini mengalami penundaan. Setelah waktu tersebut terlewati, para pekerja yang terjebak belum juga ditemukan. Tim dari Kementerian ESDM bersama Freeport masih berada di lapangan untuk melanjutkan pencarian hingga para pekerja dapat ditemukan.
"Untuk tim dari Kementerian ESDM saat ini juga ada di lapangan bersama dengan Freeport bagaimana untuk mencari karyawan Freeport yang terjebak tadi. Yang mudah-mudahan dalam waktu dekat itu bisa teratasi. Evakuasi itu masih berlangsung," paparnya.
Arah Pergerakan Pekerja Masih Dicari
Pada awal kejadian, komunikasi antara pekerja dan operator sempat terjalin melalui handy talky (HT). Pekerja saat itu dilaporkan dalam kondisi selamat. Seiring berjalannya waktu, komunikasi terputus dan pekerja tidak berada di titik lokasi yang sudah ditembus melalui dua terowongan baru.
"Jadi komunikasi ini mungkin habis baterai atau apa, ini sudah putus komunikasi. Tapi tim di lapangan itu berusaha untuk melihat arahnya ke terowongan mana. Karena kondisinya agak berbeda dari perkiraan awal, ini diusahakan secepatnya," ujar Yuliot.
Freeport Hentikan Operasional Tambang Sementara
PT Freeport Indonesia (PTFI) telah menghentikan sementara operasional tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Penghentian ini dilakukan untuk mempercepat proses evakuasi tujuh pekerja yang terjebak di tambang bawah tanah akibat longsoran material basah.
"Operasi penambangan telah dihentikan sementara untuk memprioritaskan pembersihan jalur akses dan evakuasi yang aman bagi tujuh pekerja kontraktor tersebut," kata Vice President (VP) Corporate Communications PTFI, Katri Krisnati dalam keterangan yang diterima.
Upaya Bersama untuk Menemukan Pekerja
Tim evakuasi terus bekerja keras untuk menemukan para pekerja yang terjebak. Meskipun kondisi medan cukup sulit, upaya pencarian tetap dilakukan dengan menggunakan berbagai metode dan alat yang tersedia. Para petugas di lapangan juga terus memantau pergerakan dan kondisi terkini agar bisa segera memberikan bantuan yang diperlukan.
Kondisi Jalur yang Sulit
Salah satu tantangan utama dalam proses evakuasi adalah kondisi jalur yang berliku-liku dan dalam. Hal ini menyulitkan tim untuk menemukan lokasi pasti para pekerja. Selain itu, adanya longsoran material basah membuat jalur lebih berbahaya dan memperlambat proses pembersihan.
Kesiapan Tim Evakuasi
Tim evakuasi terdiri dari berbagai pihak, termasuk tenaga ahli dari Kementerian ESDM dan perusahaan tambang. Mereka bekerja sama untuk memastikan keselamatan dan kelancaran proses evakuasi. Selain itu, dukungan dari pihak lokal dan organisasi lain juga sangat penting dalam situasi seperti ini.
Harapan untuk Keberhasilan Evakuasi
Meski proses evakuasi masih berlangsung, harapan besar diarahkan pada keberhasilan dalam waktu dekat. Semua pihak berkomitmen untuk melakukan yang terbaik agar para pekerja dapat segera dievakuasi dengan selamat. Dengan kerja sama yang baik dan kemajuan teknologi, diharapkan proses evakuasi akan segera selesai dan semua pekerja dapat kembali ke rumah dalam keadaan sehat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!