BYD Mulai Produksi Mobil Listrik di Indonesia Tahun Depan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Produsen Mobil Listrik Asal Tiongkok Mulai Produksi di Indonesia

PT BYD Motor Indonesia, produsen mobil listrik asal Tiongkok, ditargetkan untuk memulai produksi mobil listrik di Indonesia pada bulan depan. Konstruksi pabrik BYD yang berada di Subang, Jawa Barat, telah mencapai 76% per tanggal 7 September 2025.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Setia Diarta, menyampaikan bahwa kemungkinan besar BYD akan memulai produksi kendaraan listrik di dalam negeri pada tahun depan. Hal ini disampaikannya kepada ilmu.online.co.id, Senin (15/9).

Setia menjelaskan bahwa hanya satu dari 15 komitmen investasi mobil listrik berbasis baterai atau BEV yang akan memulai produksinya pada tahun depan. Sebelumnya, 15 produsen tersebut telah berkomitmen untuk membuat pabrik mobil listrik di Indonesia setelah pemerintah memberikan insentif pajak dan bea masuk melalui Peraturan Presiden No. 79 Tahun 2023.

Namun, hingga saat ini, produsen lain belum melaporkan realisasi investasinya. Dengan adanya tambahan investasi tersebut, kapasitas produksi mobil listrik nasional diperkirakan akan meningkat menjadi 374.000 unit per tahun. Adapun BYD berencana membangun pabrik BEV dengan kapasitas 150.000 unit per tahun dan investasi sebesar Rp 11,26 triliun.

Pemerintah Tidak Akan Memperpanjang Insentif

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Rachmat Kaimuddin, menyatakan bahwa pemerintah tidak akan memperpanjang insentif yang berakhir pada akhir 2025.

Rachmat menuturkan bahwa impor kendaraan listrik (EV) utuh atau completely built-up (CBU) mengalami peningkatan tajam sejak pemerintah memberikan insentif berupa peniadaan bea masuk dan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah pada komoditas tersebut.

Pada tahun 2024, impor EV mencapai lebih dari 18.000 unit, naik sekitar delapan kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Ia memprediksi volume impor EV CBU akan meningkat lebih dari 250% menjadi 65.000 unit pada tahun ini. Dengan demikian, total penjualan EV pada tahun ini diprediksi mencapai 100.000 unit, dengan produksi lokal diperkirakan sekitar 35.000 unit.

Namun, Rachmat menekankan bahwa seluruh penjualan tersebut akan berpindah ke dalam negeri mulai tahun depan. Sebab, pemerintah tidak akan memperpanjang insentif impor EV CBU pada tahun depan.

"Memang EV saat ini masih impor. Namun kami memberikan izin impor tersebut pada pelaku yang janji membangun pabrik EV di dalam negeri," katanya.

Fokus pada Produksi Lokal

Maka dari itu, Rachmat menyampaikan bahwa kata kunci dalam peningkatan penggunaan EV di dalam negeri adalah produksi lokal. Ia mengakui bahwa volume impor EV secara utuh atau CBU melonjak selama beberapa tahun terakhir akibat insentif peniadaan bea masuk dan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah pada EV.

Dengan adanya komitmen dari produsen seperti BYD, pemerintah berharap dapat meningkatkan kapasitas produksi mobil listrik dalam negeri. Hal ini juga menjadi langkah strategis untuk memperkuat industri otomotif nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap impor.

Selain itu, kebijakan pemerintah dalam memberikan insentif pajak dan bea masuk bertujuan untuk mendorong investasi dan pertumbuhan industri mobil listrik. Dengan demikian, diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan daya saing industri otomotif nasional di pasar global.