.jpg)
Pertumbuhan Ekonomi NTT Menunjukkan Tren Positif
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Adi Setiawan, memberikan informasi mengenai perkembangan ekonomi daerah yang menunjukkan tren positif hingga triwulan II tahun 2025. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi NTT mencapai angka 5,4 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional sebesar 5,12 persen.
“Secara umum, pertumbuhan ekonomi kita masih positif dan sedikit di atas rata-rata nasional. Hal ini patut kita syukuri karena menjadi sinyal baik bagi perekonomian daerah,” ujar Adi dalam konferensi pers yang digelar di kantornya pada Kamis (25/9/2025).
Dari segi ekspor, NTT juga mencatatkan pertumbuhan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 7,5 persen per Agustus 2025. Sementara itu, inflasi nasional berada di angka 2,31 persen, dan untuk NTT sedikit lebih tinggi namun masih dalam kondisi terkendali.
Pemerintah Provinsi NTT terus melakukan berbagai langkah mitigasi, terutama melalui kebijakan distribusi dan pengendalian harga kebutuhan pokok. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memastikan ketersediaan barang kebutuhan masyarakat.
Masalah Utama yang Masih Dihadapi
Meski ada peningkatan, indikator ketenagakerjaan masih menjadi tantangan utama. Saat ini, jumlah angkatan kerja di NTT mencapai 3,8 juta orang dengan jumlah pengangguran sekitar 99 ribu jiwa. Selain itu, tingkat kemiskinan per Maret 2025 tercatat sebesar 18,6 persen atau lebih dari satu juta penduduk.
Adi menekankan bahwa struktur fiskal harus diarahkan untuk mendukung penciptaan lapangan kerja sekaligus menekan angka kemiskinan. Dengan demikian, pemerintah akan terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program dan kebijakan yang telah dirancang.
Kinerja Fiskal Daerah yang Membaik
Di sisi lain, kinerja fiskal daerah menunjukkan realisasi pendapatan hingga Agustus 2025 mencapai Rp2,01 triliun atau 51,19 persen dari target. Sementara itu, belanja pemerintah telah terserap sebesar 57,52 persen dan diperkirakan meningkat hingga 65 persen pada akhir triwulan III.
Untuk mengendalikan inflasi, pemerintah juga mengalokasikan belanja khusus melalui sejumlah kementerian seperti Pertanian, Perhubungan, serta Badan Pangan Nasional. Anggaran tersebut digunakan untuk memperlancar distribusi barang, menjaga ketersediaan pasokan, serta menstabilkan harga di pasar.
Indikator Pembangunan Manusia yang Berkembang
Adi menyebutkan bahwa indikator pembangunan manusia di NTT juga terus meningkat. Nilai tukar petani yang mulai positif disebutnya sebagai tanda baik, meski masih ada tantangan agar kesejahteraan petani benar-benar bisa terdongkrak.
“Harapan kami, dengan berbagai program pemerintah yang ada, kinerja ekonomi NTT dapat semakin baik dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat,” tambahnya.
Beberapa langkah yang dilakukan pemerintah diharapkan dapat membawa dampak positif bagi masyarakat NTT. Dengan terus meningkatkan kinerja ekonomi, diharapkan NTT dapat menjadi daerah yang lebih sejahtera dan mandiri secara ekonomi.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!