Emak-emak Marah Dibuat Aturan Parkir Rp100 Ribu

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Emak-emak Marah Dibuat Aturan Parkir Rp100 Ribu

Emak-emak Marah Saat Diminta Uang Parkir Rp100 Ribu

Sebuah kejadian yang memicu kemarahan warga terjadi di Jalan Suryakencana, Kota Bogor, Jawa Barat. Seorang juru parkir menuntut pembayaran sebesar Rp100 ribu untuk parkir bus, yang membuat rombongan wisatawan merasa tidak nyaman. Kejadian ini viral setelah video yang diunggah oleh akun Instagram @bogor_update menyebar dan mendapat banyak perhatian.

Dalam video tersebut, tampak seorang juru parkir dengan tegas meminta uang parkir sebesar Rp100 ribu. Tarif yang sangat tinggi ini menimbulkan reaksi dari para wisatawan. Mereka menganggap bahwa biaya parkir tersebut tidak sesuai dengan standar yang biasanya diterapkan di kawasan kuliner Jalan Suryakencana.

Beberapa orang dalam rombongan menyampaikan ketidakpuasan mereka. Salah satu emak-emak dalam video tersebut menyampaikan keluhannya dengan jelas. Ia menanyakan siapa yang menetapkan tarif sebesar Rp100 ribu dan menyebutkan bahwa pada kesempatan sebelumnya, mereka hanya membayar Rp50 ribu saat berhenti selama 15 menit di Jalan Siliwangi. Ia juga mengingatkan bahwa dua minggu lalu, saat datang dari dalam kota, ia hanya memberikan Rp20 ribu sebagai uang parkir.

Tarif parkir biasanya ditentukan untuk menutupi biaya operasional pengelolaan tempat parkir dan sebagai alat pengendalian jumlah kendaraan. Namun, dalam kasus ini, tarif yang diberlakukan dinilai tidak proporsional dan tidak adil. Hal ini memicu perdebatan antara rombongan wisatawan dan juru parkir, yang akhirnya menjadi viral di media sosial.

Penanganan Oleh Pihak Berwajib

Kepala Polsek Bogor Tengah, Kompol Waluyo, mengungkapkan bahwa pihak kepolisian telah mengamankan juru parkir tersebut. Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa juru parkir yang bersangkutan adalah tenaga sukarela dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor dengan inisial RM.

RM memiliki surat perintah dari Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor Nomor: 800.1.111.1/831 Lalin tanggal 4 September 2025. Menurut Waluyo, kejadian tersebut terjadi pada hari Minggu. Petugas parkir tersebut sudah diamankan dan sehari-hari bekerja di lokasi tersebut. Surat tugasnya pun resmi ada.

Menurut penjelasan Waluyo, awalnya bus yang membawa rombongan wisatawan itu parkir di depan sebuah kafe di Jalan Suryakencana. Namun, pemilik kafe memprotes, sehingga juru parkir meminta bus untuk pindah tempat. Sopir bus kemudian meminta juru parkir untuk menagih uang parkir kepada ketua rombongan wisatawan.

“Karena ada instruksi dari sopir bus, maka juru parkir ini meminta uang kepada ketua rombongan wisatawan. Mungkin ada miss komunikasi di situ, sehingga terjadi cekcok,” ujarnya.

Pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut apakah ada unsur pidana terkait pungutan parkir yang tidak wajar tersebut. “Masih kita periksa, dalami,” tambahnya.

Komentar Masyarakat

Video kejadian ini mendapat banyak respons dari netizen. Banyak yang mengecam tindakan juru parkir yang dinilai tidak manusiawi dan tidak adil. Beberapa komentar menyebutkan bahwa tarif parkir seperti ini bisa merusak citra kota dan mengurangi minat wisatawan untuk berkunjung.

Masyarakat juga menyarankan agar pihak terkait melakukan evaluasi terhadap kebijakan parkir dan memastikan bahwa tarif yang diberlakukan sesuai dengan aturan dan keadilan. Selain itu, pentingnya komunikasi yang baik antara petugas dan pengguna jasa juga menjadi topik utama dalam diskusi ini.

Kejadian ini menjadi peringatan bahwa pengelolaan parkir harus dilakukan dengan transparansi dan profesionalisme agar tidak menimbulkan konflik dan ketidaknyamanan bagi masyarakat.