
Penjelasan Kepala BGN Mengenai Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang Tidak Serius
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menanggapi isu mengenai adanya dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disebut fiktif. Ia menegaskan bahwa tidak ada dapur MBG yang benar-benar fiktif. Masalah yang muncul lebih terkait dengan keterlibatan mitra yang kurang serius dalam memenuhi persyaratan administrasi.
Dari total sekitar 6 ribu mitra yang dinilai tidak serius, sebanyak 2.100 di antaranya telah kembali aktif setelah BGN membuka layanan pengaduan. Dadan menjelaskan bahwa hal ini menjadi langkah penting untuk memastikan keberlanjutan program MBG.
Mitra yang Belum Menunjukkan Keseriusan
Meski sebagian besar mitra sudah kembali aktif, masih ada sekitar 3.900 mitra yang belum menunjukkan keseriusan dalam menjalankan tugasnya. Dadan menyatakan bahwa para mitra tersebut berpotensi akan dihapus dari sistem agar kuota dapat diberikan kepada pihak lain yang lebih siap dan kompeten.
“Sekarang masih ada lebih dari 3.900 mitra yang tidak serius. Mereka kemungkinan akan dihapus dari sistem, dan kuota baru akan dibuka. Jadi, tidak ada dapur yang fiktif,” tegas Dadan.
Perbedaan Antara "Fiktif" dan "Tidak Serius"
Dadan juga menjelaskan perbedaan antara istilah “fiktif” dan “tidak serius.” Menurutnya, sebuah dapur MBG hanya bisa disebut fiktif jika sudah mendapatkan persetujuan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) serta virtual account, tetapi tidak beroperasi. Dalam kasus ini, para mitra justru belum sampai pada tahap pembangunan.
“Ini berbeda. Mereka bahkan belum membangun. Karena tidak serius saat persiapan, status mereka kami kembalikan ke tahap sebelumnya (rollback). Jadi, bukan fiktif, melainkan mitra yang tidak serius,” jelasnya.
Persyaratan yang Harus Dipenuhi oleh Calon Mitra
Setiap calon mitra MBG wajib memenuhi verifikasi legalitas lahan, yayasan, dan data geospasial. Jika dalam 20 hari persyaratan tersebut tidak dilengkapi, status mereka otomatis dikembalikan ke tahap awal.
“Kasus yang paling banyak terjadi adalah mitra sudah mendapat persetujuan dan masuk tahap persiapan, tetapi tidak melengkapi legalitas selama 20 hari,” tambah Dadan.
Langkah yang Diambil Oleh BGN
Berdasarkan penjelasan Dadan, BGN terus melakukan evaluasi terhadap mitra-mitra yang terlibat dalam program MBG. Tujuannya adalah memastikan bahwa semua mitra benar-benar siap dan mampu menjalankan program sesuai standar yang ditetapkan.
Selain itu, BGN juga terus meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan program MBG. Dengan demikian, masyarakat dapat memperoleh manfaat dari program tersebut secara maksimal.
Tantangan yang Dihadapi
Meskipun ada tantangan dalam memastikan kesiapan mitra, BGN tetap optimis bahwa dengan pengawasan yang ketat dan evaluasi berkala, program MBG akan berjalan dengan baik. Hal ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan gizi masyarakat Indonesia.
Dengan pendekatan yang terstruktur dan komprehensif, BGN berkomitmen untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas program MBG. Dengan begitu, program ini dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!