Opini: Dua Sisi Internet di NTT, Peluang dan Ancaman

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Opini: Dua Sisi Internet di NTT, Peluang dan Ancaman

Perkembangan Pengguna Internet di NTT dan Tantangan yang Menghadang

Internet telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Dengan perkembangan jaringan internet yang semakin luas, masyarakat kini lebih mudah terhubung satu sama lain. Perubahan ini juga berdampak pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari pekerjaan, interaksi sosial, hingga akses informasi.

Berdasarkan laporan Digital 2024 October Global Statshot Report: Global Overview yang dirilis Kepios, jumlah pengguna internet di dunia meningkat setiap tahunnya. Pada 2024, pengguna internet global mencapai 5,52 miliar orang, naik sebesar 2,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Di Indonesia, data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) menunjukkan bahwa pengguna internet terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Pada 2024, sebanyak 72,78 persen penduduk Indonesia telah mengakses internet.

Kondisi serupa juga terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). BPS mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah penduduk NTT yang mengakses internet dalam lima tahun terakhir. Pada 2020, persentase pengguna internet baru mencapai 30,04 persen, kemudian meningkat secara konsisten hingga mencapai 54,84 persen pada 2024. Angka ini menunjukkan tren positif bahwa lebih dari separuh penduduk NTT telah terkoneksi dengan dunia digital.

Peningkatan akses internet membuka peluang besar bagi masyarakat. Mereka kini lebih mudah memperoleh informasi, berkomunikasi, serta mengakses layanan publik yang lebih efektif dan efisien. Selain itu, internet juga memberikan peluang kerja dan bisnis yang lebih luas. Namun, di balik capaian tersebut, ada tantangan besar yang harus dihadapi, yaitu isu keamanan siber.

Semakin tinggi jumlah pengguna internet, semakin besar pula potensi ancaman siber. Beberapa tahun terakhir, banyak kasus peretasan yang membuat masyarakat waspada. Contohnya adalah aksi “Bjorka”, peretas anonim yang berhasil mengungkap dan menjual data pribadi jutaan warga, termasuk data yang diduga berasal dari lembaga pemerintah. Pada 2023, Bank Syariah Indonesia (BSI) juga mengalami peretasan yang mengganggu layanan perbankan dan menimbulkan kerugian besar baik secara finansial maupun kepercayaan publik.

Di tingkat internasional, platform perdagangan aset kripto terbesar seperti Bybit juga pernah diretas, menelan kerugian sekitar 1,4 miliar dolar AS. Kasus-kasus ini menunjukkan bahwa kejahatan siber bukan hanya sekadar isu teknis, tetapi ancaman serius yang dapat merugikan individu, institusi, bahkan negara.

Di Provinsi NTT sendiri, dengan semakin meningkatnya jumlah pengguna internet, risiko menjadi korban kejahatan digital juga semakin besar. Pengguna baru cenderung memiliki literasi digital yang masih terbatas, sehingga praktik berinternet yang aman belum sepenuhnya menjadi kebiasaan. Fenomena seperti penggunaan kata sandi lemah, mengakses tautan mencurigakan, atau sembarangan memberikan data pribadi dapat sangat berbahaya.

Tanpa kesadaran yang memadai, masyarakat berpotensi menjadi target empuk bagi pelaku kejahatan siber. Oleh karena itu, diperlukan langkah konkret dan terstruktur. Pertama, pemerintah pusat dan daerah bersama lembaga terkait harus memperkuat literasi digital melalui pendidikan formal maupun nonformal. Materi keamanan siber tidak hanya relevan di ruang kelas, tetapi juga penting dalam pelatihan masyarakat umum.

Kedua, masyarakat perlu membiasakan diri dengan praktik keamanan sederhana, seperti penggunaan autentikasi ganda (two-factor authentication), pemilihan kata sandi yang kuat, serta kehati-hatian dalam membagikan informasi pribadi. Ketiga, kolaborasi antar pihak, baik pemerintah, akademisi, komunitas IT, maupun media, diperlukan untuk membangun ekosistem digital yang aman, sehat, dan berkelanjutan.

Internet adalah peluang besar bagi percepatan pembangunan di Provinsi NTT. Akses yang semakin luas membuka jalan bagi kemajuan pendidikan, transformasi ekonomi, hingga layanan publik yang lebih efektif dan efisien. Namun, peluang tersebut bisa berubah menjadi masalah apabila tidak diiringi dengan pengetahuan tentang keamanan siber.

Oleh karena itu, melek internet harus berjalan beriringan dengan kesadaran akan pentingnya keamanan siber. Dengan demikian, masyarakat NTT tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga mampu melindungi diri dan lingkungannya dari ancaman dunia digital yang kian kompleks dan berbahaya.