
Perusahaan di Asia-Pasifik Banyak Menetapkan Target Net Zero, Tapi Masih Banyak yang Belum Diverifikasi
Sejumlah perusahaan di kawasan Asia-Pasifik telah menetapkan target net zero sebagai komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Namun, hanya sedikit dari mereka yang berhasil mendapatkan validasi independen dari lembaga seperti Science Based Targets initiative (SBTi). Riset yang dilakukan oleh PwC-NUS Business School menunjukkan bahwa sekitar 53% perusahaan di kawasan ini memiliki target net zero, tetapi hanya 18% yang telah diverifikasi secara resmi.
Ini berarti sebagian besar target tersebut belum melalui proses pengecekan yang ketat dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini menjadi isu penting karena banyak perusahaan masih kesulitan dalam membuktikan bahwa langkah-langkah yang diambil benar-benar mampu mencapai tujuan pengurangan emisi.
Salah satu tantangan utama adalah dalam pengukuran emisi scope 3. Emisi scope 3 merujuk pada semua emisi tidak langsung yang terjadi di seluruh rantai pasok, termasuk kegiatan hulu dan hilir yang tidak sepenuhnya dikendalikan oleh perusahaan. Meski biasanya menyumbang lebih dari 90% jejak iklim perusahaan, jumlah perusahaan yang melaporkan emisi scope 3 justru lebih sedikit dibandingkan yang telah diverifikasi.
Emisi Scope 3: Tantangan Besar dalam Mencapai Net Zero
Menurut Andre Mawardhi, Senior Manager Agriculture and Environment di KOLTIVA, banyak perusahaan menetapkan target net zero yang ambisius, tetapi sulit membuktikannya. Salah satu masalah utamanya adalah kurangnya data yang akurat dan spesifik, terutama terkait emisi scope 3. Banyak perusahaan masih bergantung pada estimasi atau model berbasis pengeluaran, yang tidak cukup memadai untuk memberikan gambaran yang jelas tentang dampak lingkungan.
Regulator, investor, dan auditor semakin memperhatikan hal ini. Data generik dinilai tidak cukup untuk menunjukkan kemajuan nyata dalam pengurangan emisi. Tanpa data lapangan yang kredibel, target net zero bisa dianggap sebagai sekadar aspirasi tanpa tindakan nyata.
Pendekatan Ganda KOLTIVA untuk Pengukuran Emisi yang Akurat
Untuk mengatasi tantangan ini, KOLTIVA mengembangkan pendekatan ganda yang menggabungkan teknologi digital dengan verifikasi langsung di lapangan. Model global tunggal tidak cukup untuk menjelaskan perbedaan kondisi antar wilayah, terutama dalam hal perubahan tata guna lahan, aplikasi pupuk, dan logistik.
KOLTIVA menugaskan agen lapangan dan agronomis lokal yang bekerja langsung dengan petani kecil untuk memastikan data yang dikumpulkan akurat dan sesuai dengan kondisi riil. Dengan pendekatan ini, perusahaan bisa menilai emisi secara lebih tepat dan memperbaiki praktik produksi yang berdampak negatif terhadap lingkungan.
Langkah Praktis untuk Mengurangi Emisi dan Membangun Kepercayaan
Beberapa langkah praktis yang diambil oleh KOLTIVA mencakup penyesuaian penggunaan pupuk, perbaikan persiapan lahan, serta pengolahan limbah tanaman menjadi biochar. Langkah-langkah ini tidak hanya membantu mengurangi emisi, tetapi juga membangun hubungan yang lebih kuat dengan petani dan mitra bisnis.
Dengan pendekatan ini, produsen bukan lagi sekadar menjadi titik data, tetapi menjadi mitra dalam upaya perubahan iklim. Pendekatan ganda ini juga memastikan bahwa data emisi dapat bertahan dari pengawasan regulator dan investor sambil mendorong perbaikan nyata di rantai pasok.
Sistem Digital dan Integrasi Teknologi untuk Transparansi
KOLTIVA juga mengembangkan sistem keterlacakan digital bernama KoltiTrace MIS yang menangkap data emisi langsung dari lahan dan pemasok. Sistem ini terintegrasi dengan Cool Farm Tool, kerangka kerja internasional untuk menghitung emisi gas rumah kaca di lahan, penyerapan karbon tanah, dan dampak keanekaragaman hayati.
Dengan sistem ini, KOLTIVA memastikan pelaporan yang transparan dan pengelolaan terpisah untuk setiap komoditas. Alhasil, produk bebas deforestasi dan rendah karbon tetap dapat ditelusuri dari asal hingga pasar.
Kesimpulan: Transparansi dan Aksi Nyata untuk Mencapai Net Zero
Manfred Borer, CEO dan Co-founder KOLTIVA, menegaskan bahwa emisi scope 3 adalah tempat aksi iklim benar-benar terjadi. Tanpa transparansi rantai pasok, target iklim berisiko menjadi janji kosong. Dengan menggabungkan teknologi dan keterlibatan lapangan, KOLTIVA memastikan perusahaan tidak hanya menghitung emisi, tetapi juga menguranginya secara nyata.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!