Tabungan Kelas Menengah Tertahan, Ini Akar Masalahnya

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pertumbuhan Simpanan Perbankan yang Tidak Merata

Pemulihan ekonomi masyarakat kelas menengah masih terasa lambat. Hal ini terlihat dari pertumbuhan simpanan perbankan dengan nominal kecil yang belum sepenuhnya pulih, sementara simpanan bernilai besar justru mengalami pertumbuhan yang pesat. Data distribusi simpanan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada Juli 2025 menunjukkan bahwa simpanan di bawah Rp 200 juta menjadi kelompok dengan pertumbuhan paling lambat secara year to date (ytd).

Simpanan hingga Rp 100 juta hanya tumbuh sebesar 0,1%, sedangkan simpanan antara Rp 100 juta hingga Rp 200 juta meningkat sebesar 1%. Sebaliknya, simpanan berjumlah besar mencatatkan kinerja yang lebih baik. Simpanan antara Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar tumbuh sebesar 4,3%, dan simpanan di atas Rp 5 miliar bahkan naik sebesar 8,4%.

Kondisi ini sejalan dengan data Bank Indonesia (BI) yang menunjukkan rata-rata simpanan rumah tangga per Juli 2025 hanya sebesar Rp 6,19 juta—angka terendah sepanjang tahun berjalan.

Kontribusi Depositor Besar dalam Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

Mega Ekaputri Pujianto, Head of Deposit Product Management PT Bank Mandiri Tbk, mengakui bahwa pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) industri maupun Bank Mandiri masih didukung oleh deposan besar. Ia menyebutkan bahwa sepanjang Januari–Agustus 2025, DPK Bank Mandiri tumbuh sebesar 10,8% YoY menjadi Rp 1.435 triliun, dengan kontribusi simpanan di atas Rp 5 miliar mencapai sekitar 64,2% dari total DPK.

"Simpanan segmen menengah-bawah tumbuh lebih moderat, seiring daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih akibat tekanan biaya hidup," ujar Mega. Untuk memperkuat basis ritel, Bank Mandiri menghadirkan fitur menabung di aplikasi Livin’ by Mandiri, program literasi keuangan, serta program tematik sesuai kebutuhan nasabah. "Harapannya, pertumbuhan DPK ritel ke depan tetap dapat lebih sehat dan berimbang," tambahnya.

Direktur Network & Retail Funding BTN, Rully Setiawan, menjelaskan bahwa porsi dana deposito terus menurun. Hal ini menunjukkan bahwa simpanan dengan nominal kecil dari nasabah ritel justru bertumbuh. "Dana deposito digantikan oleh dana yang lebih murah, yaitu utamanya dari ritel (individu) dan institusi kelas menengah," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa komposisi DPK BTN kini didominasi dana murah (CASA) dengan porsi di atas 50%. Pertumbuhan juga ditopang oleh digitalisasi lewat aplikasi Bale by BTN, yang sudah memiliki 2,7 juta pengguna hingga semester I-2025.

Pemulihan Masih Rapuh

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menilai lemahnya simpanan kelas menengah-bawah menandakan pemulihan daya beli masih rapuh. Menurutnya, selain faktor biaya hidup, tabungan kelas menengah juga tergerus daya tarik instrumen alternatif berimbal hasil yang cukup tinggi selama setahun terakhir.

"Ke depan, ketika bunga simpanan bank dan yield SBN makin turun bersama, insentif untuk mempertahankan special rate menyurut," kata Josua. Dengan kondisi itu, ia memperkirakan bank akan terdorong memperkuat kembali CASA ritel sebagai sumber dana murah. Namun, syarat utamanya adalah transmisi penurunan suku bunga perbankan benar-benar berjalan.