111.258 Pemohon KPR FLPP Tertahan di Bank, Mengapa?

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Masalah Tertahannya Pengajuan KPR FLPP

Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) mencatat adanya sejumlah calon debitur yang mengalami penundaan dalam pengajuan Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP). Data menunjukkan bahwa sebanyak 111.258 calon debitur tertahan di bank penyalur sejak tahun 2022 hingga Agustus 2025. Hal ini disampaikan oleh Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho, setelah menghadiri konferensi pers pra-event sosialisasi kredit massal 25.000 rumah subsidi di kantornya, Jakarta, Jumat (26/9/2025).

Heru menjelaskan bahwa proses pengajuan hingga akad biasanya hanya membutuhkan waktu rata-rata 59 hari. Namun, kondisi saat ini jauh lebih lama dari rata-rata tersebut. Dua bulan lalu, pihaknya telah melaporkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang 111.258 data calon debitur yang belum diproses oleh bank. Menurutnya, beberapa dari data tersebut sudah terlambat lebih dari enam bulan.

Upaya Penyelesaian Masalah

Untuk menangani masalah ini, OJK telah melakukan pendalaman terhadap bank penyalur melalui mekanisme bank-on-bank. BP Tapera juga menyediakan data yang sangat detail, termasuk nama, alamat, dan bank penyalur masing-masing calon debitur. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap pengajuan dapat diproses secara efisien dan transparan.

Salah satu penyebab utama tertahannya pengajuan KPR FLPP adalah keterbatasan kuota pada periode 2022–2024. Heru menjelaskan bahwa jika kuota telah habis, maka pengajuan tidak bisa dilanjutkan. Selain itu, tantangan lain yang dihadapi adalah masalah bankability atau kemampuan bank dalam menilai kelayakan debitur. Hal ini sering kali terkait dengan pinjaman online (pinjol) yang menjadi ancaman bagi stabilitas keuangan debitur.

Koordinasi dan Komunikasi Aktif

Untuk mengatasi masalah ini, BP Tapera terus berkoordinasi dengan bank penyalur dan OJK. Selain itu, pihaknya juga fokus pada penguatan komunikasi dengan calon debitur agar minat pengajuan KPR FLPP dapat terserap secara optimal. Heru menjelaskan bahwa tim BP Tapera proaktif dalam melakukan komunikasi, termasuk menghubungi calon debitur untuk mengetahui apakah mereka masih memiliki minat dan membimbing mereka agar dapat memproses pengajuan ke bank.

Pengajuan KPR FLPP Melalui Aplikasi SiKasep

Hingga 22 September 2025, pengajuan KPR FLPP melalui aplikasi SiKasep telah mencapai 256.718 unit rumah. Sementara itu, jumlah hunian yang telah terealisasi per tanggal 25 September 2025 pukul 14.00 WIB mencapai 182.657 unit. Saat ini, terdapat 78.658 unit yang masih dalam proses. Jika semua pengajuan tersebut berhasil lolos, realisasi KPR FLPP dapat mencapai angka 256.000 unit.

Heru berharap dengan upaya koordinasi dan komunikasi yang intensif, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya KPR FLPP, jumlah pengajuan yang terealisasi dapat meningkat secara signifikan. Hal ini akan berdampak positif terhadap akses perumahan yang layak bagi masyarakat.