Bank Digital vs Fintech 2025: Mana yang Lebih Inovatif?

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Transformasi Layanan Keuangan di Tahun 2025

Di tengah perkembangan pesat teknologi, transformasi layanan keuangan memasuki babak baru. Tahun 2025 menjadi momen penting untuk melihat apakah digital banking lebih inovatif dibanding fintech, atau justru sebaliknya. Kedua model ini memiliki karakteristik dan keunggulan masing-masing, yang membuat persaingan antara keduanya semakin dinamis.

Digital banking merupakan bentuk modernisasi dari bank tradisional dan bank digital murni yang beroperasi dengan lisensi penuh. Sementara itu, fintech hadir sebagai pemain lincah yang mengandalkan teknologi dan model bisnis baru untuk menjangkau pasar tertentu. Kini, kedua sisi ini tidak lagi saling terpisah, tetapi saling bersinggungan dalam dunia keuangan yang semakin kompetitif.

Keunggulan Digital Banking

Salah satu keunggulan utama digital banking adalah skala, regulasi, dan akses data yang luas. Bank tradisional memiliki basis nasabah yang besar serta kepercayaan yang telah dibangun selama bertahun-tahun. Selain itu, mereka juga berada di bawah pengawasan otoritas, sehingga nasabah merasa lebih aman dalam menggunakan layanan perbankan digital.

Laporan global menyebutkan bahwa “Banks are investing more in tech than ever.” Fakta ini menunjukkan bahwa perbankan terus meningkatkan belanja teknologi untuk modernisasi sistem inti, otomatisasi, dan integrasi artificial intelligence (AI). Proyeksi pasar juga mencatat bahwa “digital banks worldwide are projected to generate a net interest income of $1.61 trillion in 2025.” Angka ini menegaskan potensi ekonomi yang luar biasa dari digital banking.

Selain itu, digital banking semakin fokus pada pengalaman manusiawi. Menurut riset, “As the digital and AI ages converge, it's time to go back to the future for banking.” Bank bukan hanya sekadar digital, tetapi juga membangun hubungan personal melalui AI yang lebih humanlike.

Peran Fintech sebagai Inovator

Fintech dikenal sebagai penggerak disrupsi dalam dunia keuangan. Mereka lebih cepat meluncurkan fitur baru, menguji model bisnis, dan merespons kebutuhan pasar. Laporan terbaru menegaskan bahwa “fintech revenues rose 21% year-on-year.” Keunggulan fintech terletak pada kelincahan. Dengan sistem berbasis cloud, API terbuka, dan agentic AI, mereka dapat mengembangkan produk baru dengan biaya yang lebih rendah.

Fintech juga sering memimpin di sektor pembayaran digital, pinjaman mikro, hingga embedded finance. Namun, tantangan besar yang dihadapi adalah regulasi dan kepercayaan. Bank memiliki legitimasi hukum kuat, sedangkan fintech harus membuktikan profitabilitas berkelanjutan. Meski begitu, riset menyatakan bahwa “Fintech ... is reshaping the future of finance.”

Siapa yang Lebih Inovatif di Tahun 2025?

Pertanyaan siapa yang lebih inovatif tidak memiliki jawaban tunggal. McKinsey menyebut bahwa “technology disruption and consumer shifts are laying the basis for a new S-curve.” Artinya, baik bank maupun fintech berada dalam fase percepatan perubahan.

Fintech unggul di sisi kelincahan dan ide baru. Sementara itu, digital banking unggul di sisi skala, regulasi, dan kepercayaan. Kombinasi keduanya menciptakan konvergensi. Forrester menegaskan bahwa “digital banking experiences are becoming increasingly integrated and connected.” Hal ini menunjukkan bahwa digital banking dan fintech saling mendekat, bukan menjauh.

Implikasi bagi Nasabah dan Regulator

Bagi nasabah, pilihan antara digital banking dan fintech bergantung pada kebutuhan. Mereka yang mengutamakan keamanan dan cakupan layanan mungkin lebih memilih digital banking. Sementara pengguna yang ingin layanan cepat, inovatif, dan sederhana akan condong ke fintech.

Bagi regulator, tantangan adalah menjaga keseimbangan antara inovasi dan perlindungan konsumen. Seperti dijelaskan bahwa “only 6% of retail banks are prepared to implement it extensively.” Artinya, kesiapan adopsi teknologi masih terbatas, dan pengawasan harus adaptif.

Masa Depan Ada pada Kolaborasi

Inovasi terbesar muncul bukan dari siapa yang menang, tetapi dari bagaimana digital banking dan fintech berkolaborasi. Bank memanfaatkan teknologi fintech untuk meningkatkan efisiensi, sementara fintech menggunakan infrastruktur bank untuk memperkuat kepercayaan publik.

Seperti dirangkum Accenture, “digital and AI ages converge” — konvergensi inilah yang akan menentukan arah keuangan global di tahun 2025.