BEI Tunda Short Selling, Ini Dampaknya bagi Investor

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penundaan Implementasi Short Selling hingga 2026

Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan penundaan implementasi fasilitas pembiayaan dan pelaksanaan transaksi short selling oleh Perusahaan Efek hingga tanggal 17 Maret 2026. Sebelumnya, BEI pernah menunda penerapan short selling hingga 26 September 2025, namun kini kebijakan tersebut ditunda lebih lanjut.

Pengamat pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat, menyatakan bahwa penundaan ini tidak memiliki dampak signifikan terhadap pasar saham. Menurutnya, pasar saham Indonesia sudah lama tidak menerapkan short selling. Terakhir kali hal ini dilakukan adalah pada tahun 2008, setelah itu dilarang dan tidak ada lagi penerapan sampai saat ini.

Artinya, sudah hampir 17 tahun pasar modal Indonesia tidak mengenal short selling. Teguh menilai bahwa short selling menjadi salah satu faktor penyebab pasar saham mengalami penurunan tajam pada tahun 2008. Selain krisis keuangan global, short selling dinilai memperparah keruntuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang turun dari sekitar 2.700 pada tahun 2007 menjadi sekitar 1.400 pada 2008.

Saat ini, IHSG telah mencapai level sekitar 8.000. Teguh menilai kenaikan IHSG salah satunya disebabkan oleh ketiadaan short selling. “Dengan belum diberlakukannya short selling, saat ini pasar saham kita tidak perlu khawatir akan turun. Ini justru bagus,” ujarnya.

Teguh juga menjelaskan bahwa wacana penerapan short selling sudah ada sejak tahun 2021, tetapi belum diterapkan hingga sekarang. Menurutnya, alasan utamanya adalah karena short selling bertentangan dengan semangat pasar modal Indonesia yang ingin mendorong perusahaan melakukan IPO dan investor membeli saham IPO dengan harapan harga naik.

“Kalau short selling, kebalikannya. Orang yang melakukan short selling ingin saham turun, sehingga IHSG juga turun,” tambahnya.

Lebih lanjut, Teguh mengingatkan bahwa jika suatu hari nanti short selling diterapkan, investor harus waspada. Harga saham tertentu bisa turun secara signifikan karena adanya aktivitas short selling. “Jika suatu hari nanti diberlakukan, kita harus waspada. Banyak saham bisa mendadak turun dan merugikan investor,” ujarnya.

Ekonom dan analis pasar modal, Ferry Latuhihin, berpendapat bahwa jika short selling dilakukan saat ini, IHSG bisa mengalami penurunan drastis. Terlebih jika fundamental ekonomi belum cukup baik. Ia menilai penerapan short selling sebaiknya menunggu kondisi ekonomi dan global membaik.

Short selling bisa meningkatkan volatilitas pasar karena pasar dipengaruhi oleh rasa takut dan ambisi. Short selling boleh dilakukan, tetapi posisi short tidak boleh lebih dari sehari,” ujar Ferry.

Sebelumnya, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia, Jeffrey Hendrik, menjelaskan bahwa keputusan penundaan ini diambil dengan beberapa pertimbangan. Salah satunya adalah kondisi global yang masih penuh ketidakpastian yang dapat memengaruhi pasar saham.

Selain itu, beberapa anggota bursa (AB) sedang dalam proses pengajuan izin untuk melakukan short selling. Sampai saat ini, hanya dua perusahaan yang telah mendapatkan izin, yaitu PT Ajaib Sekuritas Asia dan PT Semesta Indovest.

“Diharapkan pada saat kondisi pasar global lebih stabil dan jumlah anggota bursa yang memiliki izin short selling lebih banyak, implementasi short selling akan lebih efektif,” kata Jeffrey.