Penyesuaian Margin Pengecer Pupuk Subsidi Dalam Rencana Kementerian Pertanian
Kementerian Pertanian (Kementan) sedang mempertimbangkan penyesuaian besaran margin keuntungan yang diberikan kepada pengecer pupuk subsidi. Hal ini dilakukan setelah menemukan banyak keluhan dari para pengecer mengenai margin yang terlalu rendah dalam penjualan pupuk subsidi. Masalah ini semakin diperparah oleh anggapan bahwa harga eceran tertinggi (HET) pupuk subsidi semakin meningkat.
Untuk tahun 2025, Kementan telah menetapkan HET untuk berbagai jenis pupuk subsidi. Harga tersebut mencakup pupuk urea sebesar Rp2.250 per kilogram (kg), pupuk NPK sebesar Rp2.300 per kg, pupuk NPK khusus kakao sebesar Rp3.300 per kg, dan pupuk organik sebesar Rp800 per kg.
Menurut Kapoksi Pengawasan Pupuk Ditjen PSP Kementan, Hendry Y. Rahman, pihaknya melakukan perhitungan dan telah menyusun tiga model alternatif sebagai rencana penyesuaian. Model-model tersebut adalah:
- Alternatif pertama: Margin distributor menjadi Rp65 per kg, sementara margin pengecer sebesar Rp163,1 per kg.
- Alternatif kedua: Margin distributor menjadi Rp62,5 per kg, sementara margin pengecer sebesar Rp144,24 per kg.
- Alternatif ketiga: Margin distributor menjadi Rp60 per kg, sementara margin pengecer sebesar Rp107,25 per kg.
Dari ketiga opsi tersebut, alternatif kedua merupakan rekomendasi utama yang diajukan oleh Kementan. Dengan penyesuaian ini, diharapkan dapat membantu mengurangi kenaikan HET. Menurut Hendry, naiknya HET disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk iuran kelompok dan transformasi biaya.
Tindakan Tegas Terhadap Pelanggar HET
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan akan segera menutup seluruh kios pupuk yang menjual di atas HET setelah mendapatkan data lengkap mengenai pelanggaran harga pupuk bersubsidi di seluruh Indonesia. Ia menyatakan bahwa siapa pun yang menjual pupuk di atas batas harga yang ditentukan akan segera ditutup.
“Ada pengecer pupuk? Angkat tangan, ada nggak? Tolong menjadi pengecer pupuk yang baik. Insya-Allah minggu ini yang 'mark up' (menjual) harga pupuk di atas HET, kami tutup,” ujar Menteri.
Tindakan tegas ini diambil demi melindungi petani dan menjaga harga pupuk tetap terjangkau. Langkah ini sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang meminta regulasi dan mafia pupuk segera dibereskan tanpa kompromi. Menteri juga meminta penyuluh pertanian dan Babinsa untuk melaporkan setiap hari jika menemukan praktik penjualan pupuk di atas HET.
“Semua yang di atas HET, seluruh Indonesia, yang kami temukan langsung di-lock, dikunci, tidak boleh lagi menjual pupuk. Itu kesepakatan kami, dan insya Allah minggu ini kami lakukan,” katanya.
Tujuan Kebijakan Ini
Kebijakan ini tidak hanya bertujuan untuk menegakkan aturan, tetapi juga menjadi bentuk keberpihakan nyata kepada petani agar mereka tidak lagi terbebani oleh biaya tinggi akibat praktik permainan harga oleh oknum pengecer nakal. Dengan demikian, swasembada pangan bisa tercapai secara berkelanjutan.
Meski begitu, Menteri tidak menyebutkan secara rinci jumlah kios di seluruh Indonesia yang ditemukan menjual pupuk di atas HET. Namun, ia menegaskan bahwa pihaknya telah melacak dan memetakan seluruh daerah yang melakukan praktik curang, termasuk dengan memeriksa langsung pengecer yang menjual di atas harga ketentuan pemerintah.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!