
Perusahaan Otomotif Jepang Berupaya Tingkatkan Penjualan di Amerika Latin
Perusahaan otomotif asal Jepang, termasuk Mitsubishi Motors dan Mazda Motor, sedang memperkuat strategi pemasaran mereka di pasar Amerika Latin. Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap kenaikan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS). Dengan situasi ini, perusahaan-perusahaan tersebut mencari alternatif untuk mengurangi dampak negatif dari tarif tinggi tersebut.
Fokus pada Pasar Brasil, Argentina, dan Kolombia
Mitsubishi Motors, yang memiliki pabrik di Brasil melalui kontraktor eksternal, berencana untuk mengekspor mobilnya ke negara-negara tetangga seperti Argentina. Selain itu, penjualan mobil Mitsubishi di Brasil mencapai titik tertinggi dalam empat tahun terakhir pada Juli 2025. Hal ini menunjukkan bahwa pasar Brasil masih menjadi prioritas utama bagi perusahaan tersebut.
Sementara itu, Mazda Motor akan mengurangi pengiriman mobil dari pabriknya di Meksiko ke AS akibat tingginya tarif. Namun, perusahaan ini akan meningkatkan ekspor mobil ke negara-negara lain di Amerika Latin, seperti Kolombia. Meski demikian, Mitsubishi dan Mazda mengaku mengalami kerugian besar akibat kenaikan tarif tersebut. Mitsubishi diperkirakan merugi sekitar 32 miliar yen (Rp3,5 triliun), sementara Mazda bisa merugi hingga 233,3 miliar yen (Rp26 triliun) jika terus mengirimkan mobil ke AS.
Penurunan Tarif Impor Mobil Jepang oleh AS
Amerika Serikat akhirnya setuju untuk menurunkan tarif impor mobil dari Jepang dari 27,5 persen menjadi 15 persen. Keputusan ini merupakan hasil dari negosiasi perdagangan antara AS dan Jepang. Meskipun tarif ini lebih rendah dibandingkan sebelumnya, masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan saat Presiden Donald Trump menjabat, yang hanya 2,5 persen.
Dengan adanya tarif 15 persen ini, perusahaan otomotif Jepang harus melakukan restrukturisasi jaringan suplai dan meminimalisir dampak tarif. Salah satu strategi yang mungkin dilakukan adalah fokus pada pasar mobil mewah di AS. Konsumen mobil mewah cenderung kurang terpengaruh oleh kenaikan tarif, sehingga bisa menjadi peluang bisnis baru bagi perusahaan Jepang.
Dampak pada Perusahaan Otomotif Korea Selatan
Penurunan tarif mobil Jepang di AS juga memberikan dampak signifikan pada perusahaan otomotif Korea Selatan. Penjualan mobil Korsel di AS diperkirakan akan turun drastis karena kalah bersaing dengan mobil Jepang yang kini lebih murah akibat tarif yang lebih rendah.
Menteri Perdagangan Korsel, Yeo Han-koo, menyatakan bahwa pihaknya tidak terburu-buru dalam berdiskusi dengan AS. Namun, ia berupaya keras agar tarif impor mobil di AS dapat diturunkan hingga 15 persen sesegera mungkin. Sementara itu, CEO Hyundai Motors, Joe Munoz, mengatakan bahwa perusahaan harus segera memperbarui strategi pemasaran di AS untuk mengurangi kekhawatiran investor terhadap potensi penurunan pangsa pasar.
Strategi Baru untuk Menghadapi Tantangan Pasar
Dengan situasi ini, perusahaan otomotif Jepang dan Korsel terus mencari cara untuk bertahan di pasar AS yang semakin kompetitif. Baik Mitsubishi maupun Mazda memperluas pasar mereka ke Amerika Latin, sementara perusahaan Korsel berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan regulasi impor. Dengan strategi yang tepat, ketiga belah pihak berharap dapat menjaga posisi mereka di pasar global.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!