Mendagri Tito Karnavian Buka Peluang Ekonomi Program MBG untuk Perkuat Rantai Pasok Lokal

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai Katalisator Ekonomi Daerah

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diharapkan menjadi katalisator penting bagi perekonomian daerah. Hal ini didukung oleh ketersediaan 806 lahan yang akan digunakan untuk membangun Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yaitu pusat operasional utama dari program tersebut.

Menurut Tito, dalam pernyataannya di Kantor BGN pada Kamis (18/9/2025), terdapat 806 titik lahan yang tanahnya layak untuk pembangunan SPPG. Lahan tersebut sudah siap dan pemerintah daerah juga sangat antusias dalam mendorong proyek ini. Dari jumlah tersebut, sebanyak 542 SPPG akan dibangun oleh Badan Gizi Nasional (BGN), sedangkan sisanya sebanyak 264 unit akan dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

Tito optimistis bahwa pembangunan SPPG ini akan menciptakan lapangan kerja dan menghidupkan rantai pasok lokal. Dampak positif ini akan mendorong perputaran uang yang signifikan, serta tumbuhnya ekonomi di berbagai daerah.

Sejalan dengan pernyataan Tito, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andy Ahmad Zaelany, menambahkan bahwa lahan-lahan tersebut memiliki potensi menjadi sentra ekonomi baru bagi para petani. Potensi ini dapat terwujud jika masyarakat, terutama petani, diberikan akses seluas-luasnya untuk berpartisipasi dalam program.

Menurut Andy, keberhasilan program ini sangat bergantung pada penataan kelembagaan oleh pemerintah daerah. Ia memberikan contoh model di Korea Selatan, di mana dinas pertanian berperan penting dalam memastikan kualitas produksi, mengatur pembelian dari petani, dan mendistribusikan hasil panen langsung ke sekolah.

Untuk memastikan program MBG benar-benar memberi dampak ekonomi nyata, ada dua hal penting bagi petani. Pertama, adanya kepastian lahan garapan serta jenis komoditas yang akan ditanam. Kedua, sistem pembelian dan distribusi harus melibatkan usaha yang dikelola langsung oleh masyarakat.

Dengan pendekatan ini, Andy meyakini perputaran uang dalam program MBG akan dirasakan langsung oleh warga daerah, sekaligus membangun ekosistem ekonomi yang berkelanjutan. Dengan demikian, program MBG tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan gizi masyarakat, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi lokal yang berkelanjutan.