
Perusahaan Nikel Harum Energy Tbk Mempercepat Transformasi
PT Harum Energy Tbk (HRUM) sedang mempercepat transformasinya menjadi perusahaan nikel terintegrasikan penuh. Langkah ini dilakukan melalui penguatan ekspansi High Pressure Acid Leaching (HPAL), yang merupakan salah satu teknologi utama dalam pengolahan bijih nikel.
Pada semester pertama tahun 2025, HRUM mengalokasikan dana investasi sebesar US$ 504 juta. Sebagian besar dari anggaran tersebut dialokasikan untuk pembangunan proyek Blue Sparking Energy (BSE) HPAL. Proyek ini telah mencapai 85% penyelesaian, menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam proses konstruksi.
Analis dari Ina Sekuritas, Arief Machrus, menyatakan bahwa langkah-langkah ini akan berdampak pada peningkatan utang bersih perusahaan. Ia memperkirakan bahwa net debt akan meningkat menjadi US$ 410 juta sepanjang tahun 2025.
Di sisi lain, kinerja perusahaan juga akan didukung oleh peningkatan produksi smelter Westrong Metal Industry dan pasokan bijih nikel yang meningkat dari PT Position. Menurut Arief, batubara akan tetap menjadi sumber arus kas yang stabil bagi perusahaan.
Arief melihat bahwa prospek pertumbuhan jangka panjang HRUM tetap kuat. Hal ini didorong oleh aliansi strategis perusahaan dengan Tsingshan, penerbitan Medium Convertible Notes (MCNs) senilai US$ 412 juta, serta portofolio produk yang terdiversifikasi. Faktor-faktor ini memberikan posisi yang baik bagi HRUM untuk memenuhi permintaan baterai kendaraan listrik (EV) yang terus tumbuh.
Namun, investor perlu memantau beberapa sentimen yang mungkin memengaruhi HRUM di masa depan. Antara lain adalah potensi keterlambatan persetujuan pemerintah, tantangan pelaksanaan proyek, serta kemungkinan revaluasi aset. Selain itu, meskipun harga jual rata-rata batubara mengalami penurunan selama kuartal kedua tahun 2025, masih ada potensi perbaikan di sepanjang separuh kedua tahun tersebut.
Prediksi Harga Saham dan Rekomendasi Investasi
Managing Director Research and Digital Production Samuel Sekuritas, Harry Su, menyampaikan bahwa ada antisipasi pembelian batubara untuk persiapan musim dingin. Meski demikian, perlu tetap memantau pergerakan harga komoditas seperti batubara dan nikel yang bisa memengaruhi kinerja HRUM.
Harry merekomendasikan pembelian saham HRUM pada target harga Rp 1.200 per saham hingga akhir tahun. Sementara itu, Arief menyarankan pembelian saham HRUM pada target harga Rp 1.530 per saham. Rekomendasi ini didasarkan pada analisis terhadap prospek pertumbuhan dan stabilitas kinerja perusahaan.
Dengan berbagai faktor positif yang mendukung, HRUM tampaknya memiliki potensi besar untuk berkembang lebih lanjut dalam industri nikel dan baterai kendaraan listrik. Namun, investor tetap perlu memantau perkembangan secara berkala dan mempertimbangkan risiko yang mungkin muncul.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!