
Kejanggalan dalam Penemuan Jasad Brigadir Esco Fasca Rely
Kasus kematian Brigadir Esco Fasca Rely, anggota Polsek Sekotong di Lombok Barat, masih menjadi pertanyaan besar bagi banyak pihak. Keluarga korban, termasuk ayahnya Samsul Herawadi, mengungkapkan beberapa kejanggalan terkait penemuan jasad anaknya. Salah satu hal yang menarik perhatian adalah dugaan bahwa jasad Esco sempat disembunyikan di ruang salat.
Samsul mengungkapkan bahwa setelah putranya hilang kontak pada 19 Agustus 2025, ia sempat berkunjung ke rumah anaknya. Saat itu, ia ingin menunaikan salat Ashar. Namun, saat selesai mengambil air wudhu, ada sesuatu yang membuatnya ragu untuk memasuki ruangan yang biasa digunakan untuk salat dan istirahat. Ia merasa seperti ada yang menghalanginya, sehingga akhirnya memilih untuk sholat di tempat lain.
Kejadian ini membuat Samsul curiga bahwa jasad Esco mungkin pernah disimpan di ruang tersebut. Meski begitu, ia tidak langsung memeriksa ruangan tersebut. Tepat pada 24 Agustus 2025, jasad Esco ditemukan di dekat rumahnya di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat. Di sekitar lokasi penemuan, ditemukan seutas tali yang menjadi salah satu petunjuk penting.
Potensi Wisata di Sekotong
Sekotong, yang merupakan kecamatan di Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dikenal memiliki potensi pariwisata yang sangat besar. Wilayah ini terletak di bagian barat daya Pulau Lombok dan didominasi oleh perbukitan, teluk, serta garis pantai yang indah. Beberapa gili yang terkenal di kawasan ini antara lain Gili Nanggu, Gili Sudak, Gili Kedis, dan Gili Gede. Selain pariwisata, masyarakat Sekotong juga aktif di sektor perikanan dan pertanian. Pemerintah daerah melihat Sekotong sebagai kawasan strategis untuk pengembangan masa depan kabupaten ini.
Pengakuan Ayah Brigadir Esco
Samsul mengungkapkan bahwa ia sudah curiga dengan gerak-gerik menantunya, Briptu Rizka, sejak Esco hilang kontak. Ia menyatakan bahwa jasad anaknya mungkin sempat disembunyikan di satu ruangan dalam rumah. "Saya biasanya sholat di situ, istirahat di situ, di kamar adik iparnya korban," katanya. Ia merasa janggal karena lokasi penemuan jasad hanya beberapa meter dari rumah Esco. "Kalau memang dari awal hilangnya di situ, tidak ada mungkin," tambahnya.
Barang Bukti dalam Kasus Ini
Samsul juga membocorkan beberapa barang bukti yang terkait dengan kematian Esco. Mulai dari kayu hingga handuk milik anaknya dan Rizka. "BB (barang bukti) ada kayu yang saya dengar hasil di Kepolisian, sudah disita polisi," ujarnya. Ia juga menyebut adanya bercak darah di handuk yang ditemukan di ruangan Esco. "Yang bikin kaget ada bercak darah di handuk anak korban, ditemukan di ruangan anak korban. Yang diduga darah korban," kata Samsul.
Menurutnya, awalnya barang bukti yang diamankan hanyalah barang-barang yang melekat pada tubuh Esco. "Semula kan yang saya tahu BB itu jaket, celana, HP, kunci motor sama jam tangan yang di tubuh korban," katanya. Ia juga menyebut bahwa benda tajam seperti gunting juga diamankan sebagai barang bukti.
Hasil Penyelidikan Polisi
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat, mengungkapkan bahwa penyelidikan masih berlangsung. "Nanti kami analisa kesesuaian dengan keterangan saksi dan persesuaian nomor HP-nya," katanya. Ia juga menyatakan bahwa Esco tewas akibat kekerasan. "Ada dugaan kekerasan," ujarnya.
Kini, istri Esco, Briptu Rizka Sintiyani, telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Polda NTB sejak 21 September 2025.
Isu Perselingkuhan dalam Kasus Ini
Meskipun belum jelas penyebab Rizka ditetapkan sebagai tersangka, banyak spekulasi menjurus pada dugaan perselingkuhan. Namun, pengacara Rizka, Syarifuddin, membantah tuduhan tersebut. "Tidak benar kalau dibilang ada perselingkuhan. Itu hanya gosip liar yang sama sekali tidak terbukti," ujarnya. Ia meminta agar tidak ada spekulasi yang memperkeruh suasana. "Biarkan fakta di pengadilan yang berbicara," tambahnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!