
Presiden Prabowo Subianto Berbicara di Sidang Umum PBB ke-80
Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, memberikan pidato pertamanya dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 yang berlangsung di New York, Amerika Serikat, pada Selasa, 23 September 2025. Dalam pidatonya, ia menyoroti pentingnya pengakuan terhadap hak-hak Palestina dan keamanan Israel sebagai langkah menuju solusi dua negara dalam konflik di Gaza.
Prabowo menyampaikan bahwa krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk dan meminta komunitas internasional untuk tidak mengabaikan situasi tersebut. Ia menekankan perlunya dukungan global untuk menciptakan perdamaian yang adil dan berkelanjutan.
Pernyataan Presiden Prabowo mendapat apresiasi dari sejumlah tokoh internasional. Salah satunya adalah mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menyebut pidato tersebut "luar biasa" dan mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Presiden Indonesia dalam menyuarakan isu penting ini.
Peluang Ekonomi Indonesia Pasca-Pemilu
Setelah masa kepemimpinan Joko Widodo yang berlangsung selama sepuluh tahun, munculnya Presiden Prabowo Subianto membawa perubahan baru bagi perekonomian Indonesia. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Aviliani, menilai bahwa saat ini menjadi momentum yang baik bagi Indonesia untuk menarik investasi dan kerja sama global.
Menurut Aviliani, Indonesia berada dalam posisi strategis yang dapat dimanfaatkan dengan optimal. Namun, ia menekankan bahwa hal ini harus diimbangi dengan kesiapan domestik, terutama dalam aspek birokrasi dan perizinan usaha.
Birokrasi yang lambat dan prosedur yang rumit masih menjadi tantangan utama bagi Indonesia dalam memaksimalkan peluang ekonomi global. Aviliani menegaskan bahwa jika investor datang ke Indonesia, mereka justru bisa menghadapi banyak hambatan akibat sistem yang belum efisien.
Selain itu, Aviliani juga menjelaskan bahwa kondisi demografi suatu negara sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Jumlah penduduk usia produktif memengaruhi tingkat konsumsi dan investasi. Negara-negara berkembang seperti Indonesia memiliki potensi pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan negara-negara maju.
Peran Indonesia dalam Diplomasi Global
Pandangan tentang komitmen Prabowo dalam diplomasi internasional juga disampaikan oleh pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah. Menurutnya, pidato Prabowo dalam Sidang Umum PBB menunjukkan komitmen kuat terhadap perdamaian dunia.
Ia menilai bahwa pernyataan Prabowo menunjukkan bahwa Indonesia siap menjadi bagian dari solusi global, terutama dalam isu-isu kemanusiaan dan keamanan. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia kembali aktif dalam diplomasi internasional setelah beberapa tahun vakum.
Dengan berbagai faktor yang saling mendukung, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk meningkatkan posisinya di panggung global. Namun, keberhasilan ini akan bergantung pada kemampuan pemerintah dalam memperbaiki sistem dalam negeri serta memastikan kesiapan infrastruktur dan regulasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!