Freeport Laporkan Penurunan Produksi, Harga Tembaga Dunia Melonjak

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Harga Tembaga Dunia Naik 2% Akibat Penangguhan Produksi di Tambang Grasberg

Harga tembaga dunia mengalami kenaikan sekitar 2% dalam perdagangan intraday pada Rabu (24/9/2025). Lonjakan ini terjadi setelah Freeport-McMoRan, perusahaan tambang besar asal Amerika Serikat, mengungkapkan dampak signifikan terhadap produksinya akibat penangguhan operasi tambang Grasberg Block Cave di Indonesia. Insiden banjir lumpur yang menewaskan dua pekerja dan menyebabkan lima pekerja lainnya hilang menjadi penyebab utama penangguhan tersebut.

Penangguhan operasi di tambang raksasa yang menghasilkan tembaga dan emas ini diperkirakan akan memengaruhi penjualan konsolidasi Freeport pada kuartal III. Penjualan tembaga diperkirakan turun sekitar 4%, sedangkan penjualan emas akan turun sekitar 6% dibandingkan dengan perkiraan Juli. Dampak yang lebih parah diperkirakan terjadi pada kuartal IV, di mana penjualan tembaga dan emas PT Freeport Indonesia diperkirakan “tidak signifikan” dibandingkan proyeksi sebelumnya. Proyeksi tersebut mencakup 445 juta pon tembaga dan 345.000 ons emas.

Dalam jangka panjang, Freeport memproyeksikan produksi PT Freeport Indonesia pada 2026 bisa turun sekitar 35% dari perkiraan sebelumnya. Perkiraan sebelumnya adalah 1,7 miliar pon tembaca dan 1,6 juta ons emas. Perusahaan juga memperkirakan bahwa tingkat operasi sebelum insiden baru akan kembali tercapai paling cepat pada 2027, sesuai dengan rencana pemulihan bertahap.

Freeport mengatakan bahwa tambang Big Gossan dan Deep MLZ dapat kembali beroperasi pada pertengahan kuartal IV. Namun, pemulihan bertahap dan peningkatan produksi tambang Grasberg diperkirakan baru akan dimulai pada paruh pertama 2026. Rencana pemulihan ini akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali ke kondisi normal.

Selain itu, Freeport telah menyatakan force majeure atas kontrak-kontraknya. Perusahaan juga memperkirakan klaim asuransi terkait insiden ini akan dibatasi hingga US$ 700 juta setelah dikurangi deductible sebesar US$ 500 juta. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan akan menghadapi tantangan finansial dalam beberapa bulan mendatang.

Gangguan produksi di salah satu tambang tembaga terbesar di dunia ini terjadi di tengah pasokan global yang sudah ketat. Kenaikan harga logam ini tidak hanya dipengaruhi oleh penangguhan produksi di Indonesia, tetapi juga oleh permintaan yang terus meningkat, terutama dari sektor industri dan energi terbarukan. Perubahan ini bisa berdampak pada harga komoditas secara keseluruhan, termasuk logam lain seperti nikel dan aluminium.

Kondisi ini menunjukkan bahwa pasokan logam strategis semakin rentan terhadap gangguan, baik dari sisi alam maupun dari sisi regulasi. Perusahaan tambang harus terus meningkatkan kapasitas produksi dan diversifikasi sumber pasokan agar dapat menghadapi risiko yang muncul di masa depan.

Pemulihan produksi di tambang Grasberg akan menjadi indikator penting bagi stabilitas pasokan tembaga global. Jika proses pemulihan berjalan lancar, harga logam ini kemungkinan akan stabil atau bahkan turun. Namun, jika ada hambatan tambahan, kenaikan harga bisa terus berlanjut dan memengaruhi ekonomi global.