
Pelatihan Kemandirian di Lapas Ciamis Berikan Harapan Baru bagi Warga Binaan
Di tengah suasana yang biasa terasa kaku, Lapas Kelas IIB Ciamis menunjukkan perubahan positif pada Kamis, 25 September 2025. Aroma roti dan kue mengisi ruang pelatihan, menciptakan kesan hangat dan penuh semangat. Para warga binaan tampak fokus dan antusias dalam menjalani pelatihan baru yang mereka ikuti.
Sebanyak 40 orang warga binaan mengikuti program pelatihan keterampilan pembuatan roti dan kue. Program ini dilaksanakan berkat kerja sama antara Lapas Ciamis dengan LPK Gita Pertiwi. Tidak hanya sebatas mempelajari cara memanggang, peserta juga diajarkan seluruh proses mulai dari pengenalan bahan hingga pengolahan adonan hingga menghasilkan produk yang siap dijual.
Kepala Lapas Ciamis, Supriyanto, menyatakan bahwa program ini merupakan bagian penting dari upaya pembinaan terhadap warga binaan. Ia menekankan bahwa setiap keterampilan yang diperoleh akan menjadi investasi masa depan bagi para peserta.
“Setiap keterampilan yang dipelajari di sini adalah investasi masa depan. Kami ingin warga binaan punya peluang untuk mandiri, bahkan bisa merintis usaha bakery setelah bebas nanti,” ujarnya.
Dari sisi LPK Gita Pertiwi, Sigit Prayitno menyampaikan apresiasi atas kolaborasi ini. Menurutnya, inisiatif ini menjadi langkah nyata dalam membuka jalan bagi warga binaan untuk memiliki peluang lebih besar.
“Kami senang bisa mendampingi mereka. Dengan keterampilan ini, ada harapan mereka bisa menciptakan usaha sendiri dan berkontribusi dalam ekonomi masyarakat,” katanya.
Pelatihan ini berlangsung secara interaktif dengan bimbingan tiga instruktur profesional. Antusiasme peserta sangat terlihat, baik saat mereka sedang menakar bahan, menguleni adonan, atau menunggu hasil panggangan keluar dari oven. Setiap tahap proses terlihat penuh perhatian dan kekompakan.
Selain memberikan keterampilan teknis, pelatihan ini juga membawa harapan besar. Harapan bahwa roti dan kue bukan hanya menjadi hidangan biasa, tetapi juga simbol perubahan hidup para warga binaan menuju masa depan yang lebih mandiri dan produktif.
Program ini diharapkan dapat menjadi awal dari perjalanan panjang bagi para peserta, dimana mereka tidak hanya belajar membuat produk makanan, tetapi juga membangun kepercayaan diri dan kemampuan untuk bertanggung jawab atas kehidupan mereka sendiri.
Dengan adanya pelatihan seperti ini, diharapkan warga binaan dapat kembali ke masyarakat dengan keterampilan yang bermanfaat, serta mampu berkontribusi positif dalam lingkungan sosial mereka. Ini menjadi contoh bagaimana pendidikan dan pelatihan bisa menjadi alat transformasi yang efektif dalam proses reintegrasi sosial.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!