Mengenal Sumitro Djojohadikusumo, Teori Ekonomi dan Visi Prabowo

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Konsep Sumitronomics sebagai Dasar Pembangunan Ekonomi Indonesia

Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa, mengusung konsep pembangunan ekonomi yang dikenal dengan istilah Sumitronomics. Konsep ini bertujuan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8% hingga tahun 2025. Sumitronomics merupakan gagasan dari Prof. Sumitro Djojohadikusumo, yang juga ayah dari Presiden RI Prabowo Subianto.

Sumitronomics berfokus pada tiga pilar utama, yaitu pertumbuhan ekonomi tinggi, pemerataan manfaat pembangunan, serta stabilitas nasional yang dinamis. Menurut Purbaya, strategi pembangunan ekonomi Indonesia harus didasarkan pada konsep ini agar dapat menjadi negara maju.

Latar Belakang Sumitro dan Kontribusinya dalam Ekonomi Indonesia

Sumitro Djojohadikusumo adalah seorang ekonom yang memiliki peran penting dalam pengembangan ilmu ekonomi di Indonesia. Ia lahir di Kebumen, Jawa Tengah, dari keluarga aristokrat Jawa yang berpendidikan. Ayahnya, Margono Djojohadikusumo, adalah salah satu pendiri Bank Nasional Indonesia (BNI) 1946. Nama Margono bahkan diabadikan sebagai nama jalan di Jakarta Pusat.

Sumitro pernah menjabat sebagai menteri di kabinet Natsir yang merupakan bentukan dari Masyumi dan PSI. Ia juga dikenal sebagai pencetus industrialisasi dan penggagas Program Benteng, yang memfokuskan pada pemberian izin impor kepada pengusaha pribumi. Karier politiknya sempat terhenti karena dituduh terlibat dalam peristiwa PRRI, namun ia kembali ke Indonesia setelah rezim Sukarno tumbang dan menjalani kembali karier di bidang akademis.

Salah satu bukunya yang masih digunakan oleh kalangan ekonom hingga saat ini adalah "Perkembangan pemikiran ekonomi: dasar teori ekonomi pertumbuhan dan ekonomi pembangunan". Sumitro wafat pada tahun 2001 di usia 83 tahun. Ia memiliki empat anak, termasuk Prabowo Djojohadikusumo, yang kini menjabat sebagai presiden ke-8 Indonesia, dan Hasyim Djojohadikusomo, seorang pengusaha.

Relevansi Pemikiran Sumitro dalam Era Sekarang

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, menyatakan bahwa pemikiran Sumitro masih relevan dalam menghadapi tantangan ekonomi global saat ini. Menurutnya, dunia menghadapi risiko resesi dan depresi akibat ambisi ekonomi negara-negara besar. Oleh karena itu, pemikiran Sumitro layak dikaji ulang.

Dorodjatun menekankan bahwa kekuatan pemikiran Sumitro terletak pada kelengkapan aspek yang ditawarkannya: filosofi, visi, dan misi pembangunan ekonomi; teori ekonomi yang solid; pendekatan analisis yang tajam; hingga formulasi kebijakan berbasis kepentingan rakyat. Gagasan tentang ekonomi kerakyatan yang ia usung sejak masa awal kemerdekaan hingga kini terus diperjuangkan dalam berbagai bentuk kebijakan.

Penyesuaian Gagasan Sumitro dengan Kebijakan Saat Ini

Dekan FEB UI, Teguh Dartanto, Ph.D., menilai bahwa gagasan Sumitro tidak hanya relevan pada masa lalu, tetapi juga untuk masa kini dan masa depan. Ia menyoroti kesesuaian ide-ide Sumitro dengan arah kebijakan saat ini, seperti hilirisasi sumber daya alam dan proteksionisme terukur yang dijalankan pemerintah.

Menurut Teguh, penting untuk ada ketulusan dalam menggali pemikiran-pemikiran Sumitro guna menemukan solusi nyata bagi kondisi perekonomian saat ini. Hal ini menjadi modal penting untuk masa depan Indonesia.

Kesimpulan

Konsep Sumitronomics telah menjadi dasar dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Dengan fokus pada pertumbuhan ekonomi tinggi, pemerataan manfaat, dan stabilitas nasional, konsep ini membuka jalan menuju pertumbuhan yang berkelanjutan. Pemikiran Sumitro, yang telah terbukti relevan sejak masa lalu hingga saat ini, memberikan panduan penting dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Dengan menggali kembali gagasan-gagasan Sumitro, Indonesia dapat memperkuat fondasi ekonominya dan membangun masa depan yang lebih baik.