Menteri Keuangan Purbaya Temukan Banyak WNI Menyimpan Dolar di Luar Negeri, Siapkan Langkah Ini

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kebijakan Baru untuk Menarik Dana Asing ke Dalam Negeri

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sedang mengembangkan skema berbasis pasar yang bertujuan memberikan insentif menarik bagi pemilik dana untuk menyimpan uang dalam bentuk dolar di dalam negeri. Langkah ini dilakukan karena adanya kekhawatiran terhadap jumlah besar uang rupiah yang dikirim oleh warga Indonesia ke luar negeri setiap bulannya.

Menkeu Purbaya menyampaikan bahwa banyak orang Indonesia mengirimkan dana mereka ke beberapa negara di kawasan tersebut. Hal ini disampaikannya usai menerima Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat (19/9). Ia menjelaskan bahwa insentif yang diberikan akan menggunakan skema berbasis pasar, bukan melalui paksaan, tetapi dengan tawaran yang menarik.

Kebijakan ini diharapkan dapat memperkuat cadangan devisa, meningkatkan suplai dolar di perbankan nasional, serta mendukung pembiayaan proyek-proyek strategis pemerintah. Rencana ini direncanakan akan segera dijalankan dalam waktu sekitar satu bulan ke depan. Meskipun detail kebijakan masih dalam proses finalisasi, Purbaya menilai rencana ini sangat potensial untuk memperkuat stabilitas keuangan nasional sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi domestik.

“Tapi masih belum matang, masih kita matangkan lagi. Tapi kalau saya lihat rencananya cukup bagus sekali,” ujarnya.

Penurunan Cadangan Devisa Akibat Pembayaran Utang Luar Negeri

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2025 sebesar US$150,7 miliar, yang lebih rendah dibandingkan posisi pada akhir Juli 2025 yang mencapai US$152 miliar. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menjelaskan bahwa penurunan ini disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah.

Langkah ini diambil sebagai respons atas ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. Pada akhir Agustus 2025, posisi cadangan devisa setara dengan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor plus pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka ini jauh di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

“Cadangan devisa ini berada di atas standar kecukupan internasional,” ujar Denny. BI menilai cadangan devisa tersebut masih mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Prospek Cadangan Devisa yang Masih Stabil

Ke depan, BI memandang posisi cadangan devisa memadai dengan dukungan prospek ekspor yang tetap terjaga, surplus neraca transaksi modal dan finansial, serta persepsi positif investor terhadap perekonomian domestik dan imbal hasil investasi. “Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan,” kata Denny.

Dengan langkah-langkah yang diambil, baik oleh pemerintah maupun Bank Indonesia, diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi nasional dan memastikan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di masa depan.