
Lima Fokus Utama Mendorong Ekonomi Syariah
Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) yang terpilih, Anggoro Eko Cahyo, menyampaikan lima fokus utama dalam memperkuat sektor ekonomi syariah. Fokus tersebut mencakup penguatan sinergi antar anggota, peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah, serta percepatan digitalisasi. Selain itu, pihaknya juga berkomitmen untuk mendorong industri halal dan menjadikan Indonesia sebagai pusat keuangan syariah global.
Menurut Anggoro, tantangan terbesar saat ini adalah tingkat literasi yang masih tinggi, namun inklusi keuangan syariah masih tertinggal. Ia menekankan bahwa melalui Asbisindo, bank-bank syariah dapat bekerja sama untuk meningkatkan pangsa pasar di atas 10 persen. BSI, sebagai bank syariah yang menjadi pemimpin, siap berkolaborasi dengan bank-bank lain untuk memperluas pasar.
Anggoro optimis bahwa ekonomi syariah bisa menjadi arus baru dalam pertumbuhan nasional. Hal ini diperkuat oleh adanya peran penting ekonomi syariah dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Dalam RPJPN tersebut, ekonomi syariah ditetapkan sebagai pilar utama pertumbuhan inklusif dan meningkatkan produktivitas jangka panjang.
Pertumbuhan Industri Perbankan Syariah
Asbisindo menyambut baik hadirnya bank syariah baru dengan aset yang lebih besar dibandingkan sebelumnya. Salah satunya adalah Bank Syariah Nasional (BSN), yang kini menjadi bank syariah dengan aset terbesar kedua di Indonesia. Keberadaan BSN diharapkan mampu memperbesar pangsa pasar keuangan syariah secara keseluruhan.
Data OJK tahun 2025 menunjukkan bahwa industri perbankan syariah tumbuh lebih baik dibandingkan perbankan nasional. Aset bank syariah hingga Juni 2025 tumbuh sebesar 7,83 persen year-on-year (YoY), lebih tinggi dari pertumbuhan perbankan nasional yang hanya naik 6,43 persen YoY. Sementara itu, fungsi intermediasi perbankan syariah meningkat 8,37 persen YoY, sedangkan pertumbuhan kredit/penbiayaan perbankan nasional sebesar 7,71 persen YoY.
Peran Asbisindo dalam Membangun Ekosistem Halal
Asbisindo akan aktif dalam membangun ekosistem halal, termasuk layanan haji dan industri halal. Tujuannya adalah mewujudkan misi menjadikan Indonesia sebagai pusat halal global. Anggoro berharap bank syariah di Indonesia dapat menjadi model baru dalam pertumbuhan ekonomi.
Spin Off Unit Usaha Syariah BTN
PT Bank Tabungan Negara (BTN) akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 18 November 2025. RUPSLB ini akan membahas langkah pemisahan unit usaha syariah (UUS) BTN menjadi Bank Syariah Nasional (BSN) sebagai bank umum syariah (BUS) baru.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menegaskan bahwa BSN akan menjadi katalis baru bagi industri perbankan syariah. RUPSLB akan membahas pemindahan aset dan liabilitas dari BTN ke BSN. BTN akan menambah modal ke BSN dari Rp 1,6 triliun saat membeli Bank Victoria Syariah (BVIS) menjadi Rp 6,5 triliun. Hal ini dilakukan karena rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) merupakan salah satu faktor utama dalam perbankan.
"Sehingga CAR yang akan dijaga di kisaran 18 sampai 20 persen nanti saat spin off," ujar Nixon. Menurutnya, ekosistem syariah tidak hanya terbatas pada pembiayaan rumah. Ada tabungan haji, umrah, tabungan emas, hingga gadai emas yang memiliki potensi luar biasa. Persepsi masyarakat akan lebih positif jika sudah menjadi bank umum syariah.
"Bahkan banyak lembaga pengelola dana muslim yang menunggu momentum ini untuk menempatkan dana mereka," tambah Nixon.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!