Permintaan Turun, Volkswagen Tutup Dua Pabrik Mobil Listrik di Jerman

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penutupan Sementara Pabrik VW dan Dampak pada Industri Otomotif

Pabrik mobil raksasa Jerman, Volkswagen (VW), mengumumkan penutupan sementara dua pabriknya di Jerman. Keputusan ini dilakukan setelah menurunnya permintaan mobil listrik di Eropa dalam beberapa bulan terakhir. Penutupan tersebut terjadi di Zwickau dan Emden, yang khusus memproduksi kendaraan listrik dari merek Audi dan VW.

Penutupan Pabrik di Zwickau dan Emden

Pabrik Zwickau akan ditutup selama sepekan mulai 6 Oktober 2025. Penyebab utamanya adalah kurangnya permintaan untuk model Q4 e-tron dari Audi. Penutupan ini juga terkait dengan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) yang memengaruhi permintaan pasar. Selain itu, pabrik di Emden juga akan ditutup karena rendahnya permintaan untuk model ID.4 dan ID.7 dari VW. Pabrik di negara bagian Lower Saxony ini telah melakukan pengurangan jam kerja pekerja dan akan ditutup dalam beberapa hari mendatang.

Kedua pabrik tersebut berfokus pada produksi mobil listrik. Akibatnya, mereka sangat rentan terhadap fluktuasi permintaan. Hal ini menunjukkan bahwa industri otomotif sedang menghadapi tantangan besar akibat perubahan pasar.

Penurunan Saham Porsche

Saham Porsche turun hingga lebih dari 7 persen setelah perusahaan induk VW memutuskan untuk menurunkan proyeksi keuntungan. Selain itu, VW juga menunda pengumuman produksi mobil listrik Porsche. Porsche awalnya berencana merilis SUV terbarunya dalam versi listrik, tetapi kini akan dialihkan ke mesin konvensional dan model hybrid untuk menyesuaikan kondisi pasar saat ini.

Selain itu, VW juga menunda penggunaan perangkat lunak baru di produk mobil listriknya pada 2030. Hal ini membuat model Porsche dengan mesin berknalpot tetap tersedia dalam jangka waktu yang lebih lama.

Penundaan Peluncuran Mobil Listrik Golf dan T-Roc

VW juga mengumumkan penundaan peluncuran mobil listrik Golf dan T-Roc. Keputusan ini menjadi bagian dari restrukturisasi besar-besaran perusahaan. Rencana untuk mengubah pabrik Wolfsburg menjadi pusat produksi kendaraan listrik generasi berikutnya juga terhambat oleh masalah anggaran.

Selain itu, rencana untuk memindahkan produksi mobil Golf bermesin konvensional ke Meksiko juga ikut tertunda. Penundaan ini mengganggu rencana VW untuk bersaing dengan mobil listrik asal Tiongkok. Sebelumnya, VW telah mengungkapkan rencana meluncurkan empat model mobil listrik dengan harga terjangkau, dimulai dari 25 ribu euro (sekitar Rp489 juta).

Tantangan Pasar dan Perubahan Strategi

Permintaan mobil listrik yang menurun memicu tindakan drastis dari produsen mobil besar di Eropa. Selain VW, Stellantis juga mengumumkan rencana menghentikan produksi di beberapa pabriknya. Hal ini menunjukkan bahwa industri otomotif sedang menghadapi tantangan besar akibat perubahan tren pasar dan regulasi.

Perusahaan-perusahaan seperti VW dan Porsche harus menyesuaikan strategi mereka untuk tetap kompetitif di tengah situasi yang tidak pasti. Penyesuaian ini mencakup perubahan dalam produksi, pengembangan model, serta penyesuaian target pasar. Dengan begitu, mereka bisa tetap bertahan di tengah persaingan ketat, terutama dari produsen mobil listrik asal Tiongkok.