Target Pengurangan Emisi Tiongkok Dianggap Tidak Berani

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Cina Menetapkan Target Pengurangan Emisi yang Dinilai Kurang Ambisius

Cina, negara dengan emisi gas rumah kaca terbesar di dunia, telah mengumumkan rencana untuk memangkas emisi sebesar 7-10% dari puncaknya hingga tahun 2035. Meski demikian, berbagai analis menilai target ini kurang ambisius dan terlalu mudah dicapai, terutama jika dibandingkan dengan ekspektasi internasional.

Penasihat Kebijakan Global untuk Greenpeace Asia Timur, Yao Zhe, menyampaikan bahwa target pengurangan emisi yang diberikan Cina tidak cukup untuk menjawab tantangan perubahan iklim global. Ia juga memberikan komentar terkait target peningkatan kapasitas energi angin dan surya Cina menjadi 3.600 Gigawatt (GW) pada 2035.

Yao menyatakan bahwa jika ekspansi energi angin dan surya terus berjalan pada laju saat ini, instalasi total akan melampaui 3.000 gigawatt pada 2030 dan mencapai 4.500 gigawatt pada 2035. Hal ini menunjukkan bahwa target yang ditetapkan Cina justru terlalu rendah dan dapat dicapai tanpa upaya besar.

Tahun lalu, Cina bahkan telah mencapai target meningkatkan kapasitas pembangkit listrik tenaga angin dan surya menjadi 1.200 gigawatt enam tahun lebih cepat dari jadwal. Ini membuktikan bahwa Cina mampu mencapai target yang lebih tinggi dengan kecepatan yang lebih baik.

Komisioner Iklim Uni Eropa, Wopke Hoekstra, juga menyampaikan pendapat serupa. Ia menilai ambisi Cina dalam pengurangan emisi jelas mengecewakan, mengingat pengaruh besar negara tersebut terhadap isu iklim global. Pencapaian tujuan iklim dunia menjadi jauh lebih sulit jika Cina tidak meningkatkan ambisi.

Target Baru Cina dan Tantangan yang Menghadang

Target pengurangan emisi yang dikeluarkan Cina merupakan pertama kalinya negara ini secara resmi menjanjikan pengurangan. Namun, angka yang dirancang jauh lebih rendah dari perkiraan para pengamat, yaitu pengurangan sebesar 35% hingga 2035. Angka ini disebut sebagai yang paling ideal untuk membatasi pemanasan global pada 1,5 derajat Celsius.

Selain itu, target peningkatan energi terbarukan Cina sebesar 3.600 gigawatt adalah enam kali lipat lebih tinggi daripada pencapaiannya pada 2020. Meskipun begitu, para analis menilai perlu adanya peta jalan yang lebih jelas agar target tersebut dapat dicapai secara efektif.

Tantangan dalam Pengembangan Energi Terbarukan

Peneliti Senior Oxford Institute untuk Energy Studies, Anders Hove, menilai bahwa tantangan utama dalam pengembangan energi terbarukan Cina bukan berasal dari kapasitas, tetapi dari meningkatnya tingkat pembatasan. Pembatasan terjadi ketika pengelola jaringan membatasi daya yang masuk ke jaringan. Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara permintaan dan pasokan, atau karena kendala infrastruktur.

Menurut Hove, Cina perlu lebih fokus dalam memastikan energi terbarukan dapat masuk ke jaringan listrik secara efisien. Dengan demikian, energi terbarukan bisa menggantikan sumber energi konvensional seperti batu bara dan gas, yang masih menjadi penyumbang utama emisi karbon.

Dengan semua tantangan dan kritik yang muncul, Cina harus meningkatkan ambisi dan strategi dalam menghadapi isu iklim global. Jika tidak, target yang ditetapkan akan dianggap tidak cukup untuk mengatasi perubahan iklim yang semakin mendesak.