
Peristiwa Penting dalam Sejarah PWI
Setelah cukup lama ruangan sekretariat pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat di lantai empat Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat disegel akibat terjadinya dualisme kepengurusan PWI, kini segel tersebut telah dilepas. Dengan demikian, pengurus PWI Pusat hasil Kongres PWI Persatuan di Cikarang, Bekasi pada 30 Agustus 2025 lalu, dapat kembali menempati ruangan tersebut.
Prosesi pembukaan segel dan penyerahan kunci dimulai dengan silaturrahmi antara Pengurus PWI dan Dewan Pers di lantai 7 Gedung Dewan Pers pada Kamis 25 September 2025. Prosesi ini dilakukan sebagai bentuk komitmen bersama untuk menjaga stabilitas dan keberlanjutan organisasi jurnalis nasional.
Kunci ruangan diserahkan langsung oleh Ketua Dewan Pers, Komaruddin Hidayat, didampingi Wakil Ketua Totok Suryanto serta anggota Dewan Pers lainnya seperti Abdul Manan dan Muhammad Jazuli. Dari pihak PWI hadir Ketua Umum PWI Pusat, Akhmad Munir, bersama Ketua Dewan Kehormatan Atal S. Depari, Sekjen Zulmansyah Sekedang, serta pengurus pusat lainnya.
Dalam sambutannya, Komaruddin Hidayat menyampaikan bahwa lantai 4 seolah menjadi ruang "horor" jika dibiarkan kosong. Ia merasa lega karena akhirnya PWI bisa kembali berkantor di tempat tersebut. Ia berharap PWI segera melanjutkan aktivitasnya, menjalankan konsolidasi, serta memperkuat sinergi bersama Dewan Pers.
“Kami berharap PWI bisa segera beraktivitas, menjalankan konsolidasi, dan memperkuat sinergi bersama Dewan Pers. PWI juga jangan lupa melakukan regenerasi dan pengaderan agar lahir wartawan yang kompeten, profesional, dan berintegritas di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Momentum Penting bagi PWI
Ketua Umum PWI Pusat, Akhmad Munir, menyampaikan apresiasi atas dukungan Dewan Pers. Ia menegaskan bahwa pembukaan kembali kantor atau sekretariat PWI ini menjadi momentum penting bagi PWI untuk melanjutkan agenda strategis dan program organisasi.
“Kami keluarga besar PWI mengucapkan terima kasih kepada Dewan Pers. Kini kami bisa segera berkantor serta melaksanakan program kerja, mulai dari konsolidasi organisasi, penyelesaian dualisme, verifikasi kartu PWI, hingga penyempurnaan PD/PRT,” katanya.
Direktur LKBN Antara itu menambahkan, keberadaan PWI di lantai 4 bukan hanya soal fasilitas, tetapi juga momentum untuk memperkuat kontribusi PWI dalam meningkatkan kualitas pers nasional.
“Lalu bagaimana kami turut berkontribusi pada ekosistem pers yang kuat, sehat, dan berintegritas. Untuk itu, kami harus kembali merancang pendidikan dan pelatihan. Selama ini PWI sudah menjalankan program seperti Uji Kompetensi Wartawan (UKW), Sekolah Jurnalistik Indonesia, dan berbagai pelatihan, agar wartawan khususnya anggota PWI memiliki kompetensi sekaligus menjunjung tinggi etika jurnalisme,” tegas Munir.
Agenda Strategis dan Program Organisasi
PWI memiliki beberapa agenda strategis yang perlu segera dijalankan. Salah satunya adalah konsolidasi organisasi untuk memastikan kekompakan dan koordinasi internal. Selain itu, penyelesaian dualisme kepengurusan juga menjadi prioritas utama agar tidak ada lagi perbedaan pandangan dan kebijakan yang saling bertentangan.
Verifikasi kartu PWI juga menjadi salah satu program yang perlu segera diselesaikan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua anggota PWI memiliki identitas yang valid dan dapat diakui secara resmi. Selain itu, penyempurnaan PD/PRT juga diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan organisasi.
Dalam rangka memperkuat kompetensi dan kualitas wartawan, PWI akan terus mengembangkan berbagai program pelatihan dan pendidikan. Hal ini mencakup Uji Kompetensi Wartawan (UKW), Sekolah Jurnalistik Indonesia, serta pelatihan-pelatihan khusus yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan jurnalis dalam berbagai aspek, termasuk etika jurnalisme dan teknik liputan yang profesional.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!