
Menata Energi Toko untuk Meningkatkan Rezeki
Banyak orang berusaha keras dalam berbisnis, mulai dari membuka toko, mengatur modal, hingga melakukan promosi besar-besaran. Namun, ada satu aspek yang sering terlewat yaitu bagaimana energi di dalam toko itu sendiri mengalir. Dalam pandangan Feng Shui, setiap bangunan bukan hanya tempat fisik, melainkan wadah energi. Jika energi mengalir lancar, maka keberuntungan dan rezeki juga ikut lancar. Sebaliknya, bila alirannya terhambat, maka omset pun bisa tersendat meski dagangan lengkap dan harga murah.
Filosofi Jawa juga menyebut bahwa "papan iku panguripan", artinya tempat adalah kehidupan. Maka menata tempat usaha dengan benar sama artinya dengan menata jalan rezeki. Berikut beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menata toko:
1. Pintu Masuk
Pintu masuk adalah jalan utama energi masuk ke dalam toko, ibaratnya seperti wajah pertama yang dilihat pelanggan. Bila pintu masuk terang, lapang, dan mudah dilalui, energi positif akan mengalir deras menarik orang untuk masuk. Sebaliknya, jika pintu sempit, gelap, atau terhalang barang dagangan, maka energi pun sulit masuk dan pelanggan merasa enggan.
Contohnya, ada toko kecil di pasar yang meskipun menjual barang bagus, tetapi pintunya sempit, penuh gantungan, bahkan sebagian tertutup kardus. Orang yang lewat jadi malas masuk karena terlihat sumpek, akibatnya daganganpun kurang laku diminati. Sebaliknya toko dengan pintu masuk lebar, terang, dan rapi, meski menjual barang sederhana akan lebih menarik minat orang.
Feng Shui mengajarkan agar pintu masuk toko sebaiknya lebih tinggi dan lebih lebar dibanding pintu-pintu lain di dalam. Jangan sampai pintu masuk lebih kecil dari pintu belakang karena rezeki yang masuk bisa langsung keluar. Dalam falsafah Jawa ada pepatah "gapura ageng gawakabekjan", gerbang yang megah membawa keberuntungan. Maka jagalah pintu masuk agar bersih, terang, dan selalu terbuka untuk menyambut pintu rezeki.
2. Posisi Kasir
Kasir bukan hanya tempat transaksi uang, tetapi pusat keuangan dalam toko. Dalam Feng Shui, posisi kasir harus ditempatkan di lokasi yang bisa melihat pintu masuk, tetapi tidak tepat lurus sejajar dengannya. Karena bila kasir sejajar lurus dengan pintu, maka uang yang masuk bisa langsung keluar tanpa sempat tersimpan. Ibarat air yang masuk lewat pintu depan dan langsung mengalir keluar tanpa menetes di dalam.
Posisi kasir yang ideal adalah diagonal dari pintu masuk sehingga orang yang masuk terlihat jelas oleh kasir, tetapi energi uang tetap berputar di dalam toko sebelum keluar lagi. Dengan cara ini, energi keuangan akan lebih bertahan sehingga omset meningkat. Dalam falsafah Jawa, "wong dagang kudu bisa jaga lumbung". Orang berdagang harus bisa menjaga lumbung, limbung inilah yang dalam Fengsui diwujudkan sebagai kasir.
Selain posisi, kondisi kasir juga harus diperhatikan. Kasir yang berantakan, penuh sampah, uang campur aduk, dan peralatan berserakan hanya akan membuat energi uang ikut kacau. Kasir adalah pusat uang, maka harus dijaga rapi, bersih, dan teratur. Simbolik ini sangat penting karena uang suka dengan keteraturan. Bila uang ditempatkan dengan rapi, maka uang baru lebih mudah datang. Filosofi Jawa mengenal istilah "resik pangkal rezeki". Kebersihan adalah pangkal rezeki dan ini sangat relevan untuk meja kasir.
3. Alur Jalan
Alur dari pintu masuk menuju kasir sebaiknya jelas dan tidak terhalang. Bayangkan energi sebagai aliran air. Jika jalan menuju kasir berliku, terhalang barang dagangan atau bahkan tertutup, aliran energi pun melambat. Pelanggan bisa jadi merasa bingung, tidak nyaman, dan akhirnya batal belanja. Maka buatlah jalan yang lapang dari pintu masuk ke arah kasir. Tata rak-rak dagangan dengan rapi sehingga orang mudah melangkah. Dengan begitu, aliran energi dan juga aliran pembeli akan lancar.
Ada unsur elemen yang bisa memperkuat energi kasir. Misalnya, unsur kayu untuk melambangkan pertumbuhan bisa diwujudkan dengan menaruh tanaman kecil di dekat kasir. Unsur logam untuk kestabilan bisa diwujudkan dengan laci kasir dari besi yang rapi. Unsur api untuk semangat bisa diwujudkan dengan lampu terang di area kasir, unsur air untuk kelancaran bisa dengan elemen biru kecil didekorasi. Semua itu bila diseimbangkan akan membuat energi keuangan lebih kuat.
Dalam pandangan Jawa, semua itu bisa diringkas dalam pepatah "omah iku papan rezeki". Toko iku papan dagang, artinya tempat yang tertata adalah bagian dari jalan rezeki. Jadi menata toko bukan hanya soal estetika tetapi juga soal energi. Dengan memperhatikan pintu masuk dan kasir, kita sebenarnya sudah membuka dua gerbang penting dalam bisnis. Pintu masuk adalah jalan rezeki datang, sementara kasir adalah tempat rezeki akan disimpan untuk Anda. Bila keduanya tertata dengan baik, maka aliran rezeki akan lancar. Pelanggan betah, omset meningkat, dan usaha pun bertahan lama.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!