Rekomendasi Saham United Tractors yang Berkembang Pesat di Sektor Non-Batubara

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Strategi Diversifikasi Bisnis PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan Akuisisi Tambang Emas Doup

PT United Tractors Tbk (UNTR) semakin aktif dalam memperluas portofolio bisnisnya di luar sektor batubara. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah melalui akuisisi perusahaan tambang mineral. Terbaru, UNTR melalui PT Danusa Tambang Nusantara (DTN) telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat dengan PT J Resources Nusantara (JRN) untuk pembelian 99,99996% saham PT Arafura Surya Alam (ASA) milik JRN. Nilai perusahaan dalam transaksi ini mencapai US$ 540 juta.

Investor Relations Manager United Tractors, Ari Setyawan, menjelaskan bahwa proses penyelesaian akuisisi Tambang Emas Doup ditargetkan selesai paling lambat pada 23 Desember 2025. Sumber pendanaan berasal dari pendanaan internal antara UNTR dan PT Pamapersada Nusantara (PAMA), selaku pemegang saham DTN. Rencana ini sejalan dengan strategi diversifikasi bisnis UNTR, khususnya di sektor mineral.

Saat ini, Tambang Emas Doup belum beroperasi. Setelah proses akuisisi tuntas, UNTR rencananya akan membangun fasilitas pemrosesan dan infrastruktur pendukung. Fasilitas tersebut memiliki kapasitas produksi bijih ore sebanyak 3 juta ton per tahun, yang dapat menghasilkan emas sebanyak 140.000—155.000 ons troi per tahun. Harapan terbesar adalah Tambang Emas Doup mulai berproduksi pada 2028 dan memberikan kontribusi pendapatan bagi UNTR.

Kapasitas produksi emas UNTR saat ini didukung oleh Tambang Emas Martabe milik PT Agincourt Resources dan Tambang Emas Sumbawa milik PT Sumbawa Jutaraya. Agincourt Resources mampu memproduksi emas sebanyak 220.000—230.000 ons troi per tahun, sedangkan Sumbawa Jutaraya menghasilkan sekitar 18.000 ons troi per tahun, yang bisa dioptimalkan hingga 30.000—40.000 ons troi per tahun. Dengan akuisisi Tambang Emas Doup, kapasitas produksi emas UNTR diprediksi naik 1,5 kali lipat ke depannya.

Langkah UNTR tidak berhenti sampai di situ. Anak usaha Grup Astra ini membuka peluang untuk mencari tambang mineral baru, termasuk di luar Indonesia seperti Australia yang dikenal memiliki potensi cadangan mineral melimpah. Ada beberapa proyek yang sedang dikaji, meski belum dapat diungkapkan secara detail. Selain itu, UNTR juga melirik kemungkinan akuisisi tambang mineral tembaga, yang menjadi kajian internal perusahaan.

Menurut Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan, aktifnya UNTR dalam mengakuisisi aset non-batubara menunjukkan adanya strategi transformasi jangka panjang. Hal ini merupakan respons terhadap tren global tentang bekarbonisasi dan transisi energi yang berdampak pada industri batubara. Selain itu, kontribusi pendapatan dari sektor kontraktor tambang dan alat berat yang stagnan menjadi alasan UNTR untuk mencari sumber pendapatan baru yang lebih stabil, seperti emas dan mineral strategis.

Meskipun demikian, ekspansi UNTR tidak tanpa tantangan. Risiko integrasi operasional, perizinan, volatilitas harga emas, serta faktor geopolitik jika ekspansi dilakukan di luar negeri menjadi hal yang harus diperhatikan. Namun, UNTR memiliki keunggulan dalam hal kapasitas pendanaan. Posisi kas dan setara kas UNTR per semester I-2025 masih sangat kuat, yaitu lebih dari Rp 30 triliun. Hal ini memberi ruang besar bagi UNTR untuk membiayai ekspansi secara internal tanpa bergantung pada pendanaan eksternal dalam jangka pendek.

Jika diperlukan, UNTR juga memiliki akses ke sumber pembiayaan yang luas melalui induk usaha Astra maupun pasar modal. Menurut Ekky, saham UNTR cocok untuk investor yang mencari kestabilan dan potensi rerating dari diversifikasi bisnis. Untuk jangka menengah, harga saham UNTR ditargetkan berada di kisaran Rp 30.000—Rp 31.000 per saham.