Beda Nasib Saham EMAS dan CDIA: Thohir vs Prajogo

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Perkembangan Saham EMAS Pasca-Listing di BEI

Setelah resmi terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS) mengalami penurunan sebesar 9,34% pada perdagangan Kamis (25/9/2025). Harga saham EMAS turun menjadi Rp3.300 per lembar. Meski demikian, harga tersebut masih lebih tinggi dibandingkan harga IPO yang ditetapkan sebesar Rp2.880 per saham, sehingga mencatatkan kenaikan sebesar 14,58%.

Pada hari pertama listing, saham EMAS mampu melonjak hingga 25% ke level Rp3.600. Keesokan harinya, harga saham naik sedikit menjadi Rp3.640. Namun, reli ini tidak berlangsung lama, dan EMAS hanya sekali mencatatkan Auto Rejection (ARA) setelah listing. Hal ini berbeda dengan emiten lain seperti CDIA dan CBDK yang berhasil meraih ARA beruntun dalam beberapa hari.

Perbandingan dengan IPO Lain

EMAS memiliki nilai IPO yang lebih besar dibandingkan beberapa IPO jumbo sebelumnya. Nilai IPO EMAS mencapai Rp4,66 triliun, melebihi IPO CDIA senilai Rp2,37 triliun, CBDK senilai Rp2,3 triliun, dan YUPI senilai Rp2 triliun. Dalam penawaran umum perdana saham, EMAS melepas 1,62 miliar saham baru atau sekitar 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Meskipun kinerja keuangan perusahaan masih mencatatkan kerugian, IPO EMAS tetap mendapat respons positif dari pasar. Penawaran saham ini oversubscribed hingga 4,62 kali, menunjukkan optimisme investor meskipun perusahaan masih menghadapi tantangan.

Kinerja Keuangan dan Utang

Pada kuartal I/2025, EMAS membukukan rugi bersih sebesar US$9,21 juta, meningkat dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar US$4,17 juta. Sepanjang 2024, kerugian bersih mencapai US$12,7 juta, lebih buruk dibandingkan 2023 yang rugi US$6,83 juta.

Dari sisi utang, perusahaan memiliki liabilitas sebesar US$280 juta hingga 31 Maret 2025. Total aset perseroan tercatat sebesar US$543,3 juta, naik dari posisi akhir 2024 sebesar US$529,7 juta. Meski aset meningkat, ekuitas justru mengalami penurunan menjadi US$263,3 juta dari US$273,0 juta.

Proyeksi Harga Saham dan Potensi Pertumbuhan

Analisis dari Trimegah Sekuritas menyebutkan bahwa EMAS memiliki potensi penguatan dengan target harga Rp5.800 per saham. Valuasi ini mengimplikasikan kenaikan sebesar 101% dari harga IPO. Proyeksi ini didasarkan pada pengembangan Proyek Emas Pani di Gorontalo yang memiliki sumber daya sebesar 292,4 juta ton atau setara 7 juta ons emas.

Proyek Pani mencakup Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) dan Kontrak Karya dengan kepemilikan efektif 99,99%. Pendekatan pengolahan bijih emas menggunakan heap leach (HL) dan carbon in leach (CIL) dinilai mampu meningkatkan pemanfaatan sumber daya secara efisien.

Produksi emas diharapkan mulai pada kuartal I/2026 setelah pabrik HL selesai dibangun. Fasilitas ini diproyeksikan menghasilkan 79.000 ons emas pada 2026 dan mencapai puncak produksi sekitar 500.000 ons pada 2033. Pertumbuhan akan didorong oleh kapasitas produksi yang meningkat dan pengoperasian pabrik CIL Fase 1 pada 2029.

Prediksi Kinerja Keuangan

Trimegah Sekuritas memprediksi pendapatan EMAS akan meningkat menjadi US$293 juta pada 2026, lalu naik menjadi US$381 juta pada 2027. EBITDA diperkirakan naik dari US$180 juta pada 2026 menjadi US$242 juta pada 2027. Laba bersih ditaksir mencapai US$97 juta pada 2026, lalu meningkat menjadi US$132 juta pada 2027.

Target harga Rp5.800 per saham didasarkan pada metode discounted cash flow (DCF) dengan umur tambang 16 tahun dari 2026–2041 serta WACC nominal 9,6%. Valuasi ini juga didukung oleh potensi output EMAS yang dapat menghasilkan arus kas optimal saat kapasitas produksi puncak tercapai.

Progres Pembangunan Proyek Pani

Hingga akhir Juni 2025, progres pembangunan Proyek Pani telah mencapai 67%. Seluruh rekayasa detail dan proses pengadaan sudah selesai. Kontraktor saat ini sedang melakukan pemasangan infrastruktur pengolahan dan kelistrikan. Fasilitas pelabuhan dan tangki penyimpanan bahan bakar juga telah rampung.

MDKA memastikan proses komisioning masih sesuai jadwal dan ditargetkan berlangsung pada akhir 2025. Setelah itu, perseroan akan memulai ramp-up produksi dengan target hasil emas perdana pada kuartal I/2026.