
Upaya Bank Indonesia Menjaga Stabilitas Rupiah
Bank Indonesia (BI) menunjukkan komitmen yang kuat dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, yang saat ini sedang mengalami pelemahan mendekati angka Rp 16.800 per dollar AS. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa bank sentral siap memanfaatkan seluruh instrumen yang dimiliki, baik di pasar domestik maupun internasional, untuk mencegah penurunan lebih lanjut.
Perry menjelaskan bahwa BI menggunakan berbagai instrumen seperti pasar spot, DNDF (Domestic Non-Deliverable Forward), dan pembelian SBN (Surat Berharga Negara) di pasar sekunder. Di pasar luar negeri, intervensi NDF (Non-Deliverable Forward) dilakukan secara terus-menerus di Asia, Eropa, dan Amerika. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah agar kembali ke tingkat fundamentalnya.
Selain itu, Perry juga mengajak pelaku pasar dan investor untuk menciptakan iklim keuangan yang kondusif. Hal ini penting agar upaya stabilisasi dapat berjalan efektif dan memberikan hasil yang optimal.
Kondisi Rupiah Terhadap Dollar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus melemah dan mendekati level Rp 16.800 per dollar AS. Pada hari Kamis (25/9/2025), rupiah di pasar spot ditutup pada posisi Rp 16.749 per dollar AS. Dibandingkan dengan penutupan sebelumnya, rupiah melemah sebesar 0,39 persen atau 64,5 poin dari Rp 16.684,5 per dollar AS.
Pengamat ekonomi, mata uang, dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menyatakan bahwa pelemahan rupiah dipicu oleh penguatan indeks dollar AS. Selain itu, faktor eksternal seperti ketegangan geopolitik di Eropa juga turut memengaruhi nilai tukar rupiah. Setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan pidato di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ia menyampaikan nada yang lebih agresif terhadap Rusia.
Trump memperingatkan negara-negara Eropa agar tidak terus membeli minyak Rusia dan mengatakan Washington sedang mempertimbangkan sanksi baru yang dapat menargetkan aliran energi. Meskipun belum ada langkah segera yang diumumkan, retorika tersebut meningkatkan risiko geopolitik di pasar. Ke khawatiran akan sanksi yang lebih keras dapat mengganggu ekspor Rusia atau memicu tindakan balasan pasokan.
Faktor Internal yang Mempengaruhi Rupiah
Dari sisi dalam negeri, rencana pemerintah untuk memberlakukan kembali kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) jilid 3 juga dapat memengaruhi sentimen pasar. Rencana ini masuk dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pengampunan Pajak dalam daftar Prolegnas 2026. Namun, kemudian dibantah oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menegaskan bahwa dirinya tidak mendukung adanya tax amnesty Jilid 3.
Berdasarkan berbagai sentimen tersebut, Ibrahim memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah hari ini berpotensi melemah hingga menembus level Rp 16.800 per dollar AS. Untuk perdagangan besok (Jumat 26/9/2025), mata uang rupiah diperkirakan akan fluktuatif namun ditutup melemah dalam rentang Rp 16.740 hingga Rp 16.810.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!