
Perubahan Strategi Investasi dalam Reksa Dana
Banyak manajer investasi kini memperhatikan sektor komoditas sebagai bagian dari portofolio reksa dana mereka. Hal ini terjadi seiring dengan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang didorong oleh saham-saham sektor tersebut. Dengan pergerakan pasar yang dinamis, para manajer investasi berupaya menyesuaikan strategi untuk memberikan hasil investasi yang optimal.
Direktur Eastspring Investments Indonesia, Liew Kong Qian, menjelaskan bahwa dalam merancang reksa dana saham, perusahaan tetap berkomitmen pada diversifikasi portofolio. Pendekatan ini berfokus pada kondisi fundamental perusahaan atau emiten. Eastspring mencari emiten yang memiliki peningkatan likuiditas pasar dan proyeksi dividen yang tinggi. Selain itu, perusahaan juga fokus pada pemilihan emiten di sektor strategis seperti energi terbarukan dan emas, yang berfungsi sebagai aset lindung nilai.
“Pendekatan investasi akan difokuskan pada sektor strategis seperti energi terbarukan dan emas yang berperan sebagai aset lindung nilai,” ujar Liew Kong kepada Bisnis.
Dalam merancang produk reksa dana campuran, Eastspring mengutamakan fleksibilitas alokasi aset. Fleksibilitas ini bertujuan untuk memberikan return yang berkelanjutan bagi investor. Meskipun tidak disebutkan secara detail, proporsi aset dalam reksa dana campuran akan disesuaikan dengan dinamika pasar. Penyesuaian ini tetap didasarkan pada alokasi aset strategis yang telah ditentukan sejak awal, sehingga taktik yang digunakan tetap sesuai dengan kerangka strategis jangka panjang.
Kombinasi Saham Blue Chip dan Komoditas
Senada dengan Eastspring, Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto, menyatakan bahwa dalam merancang reksa dana dengan aset dasar saham, pihaknya menggabungkan saham blue chip dengan saham komoditas. Menurutnya, penguatan IHSG belakangan lebih disebabkan oleh kenaikan signifikan saham-saham konglomerasi besar. Oleh karena itu, peluang kenaikan masih terbuka bagi saham blue chip yang sedang menunggu kehadiran investor besar.
“Racikan reksa dana di Panin Asset Management adalah kombinasi antara saham blue chip dengan saham komoditas dan sektor lain yang valuasinya masih relatif murah. Dengan harapan, jika terjadi rotasi sektoral, dapat mengejar ketertinggalan dibandingkan IHSG,” kata Rudiyanto.
Fokus pada Saham Emas
Sementara itu, Direktur KISI Asset Management, Arfan Fasri Karniody, menjelaskan bahwa dalam merancang produk reksa dana saham, pihaknya lebih memilih saham-saham dengan lini bisnis emas. Menurutnya, kinerja IHSG belum sepenuhnya mencerminkan perbaikan fundamental yang signifikan. Namun, harga emas saat ini kembali naik secara signifikan dan masih memiliki potensi kenaikan di masa depan.
“Mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, kami menilai saham-saham dengan eksposur terhadap emas masih memiliki potensi, meskipun harga emas telah meningkat secara signifikan,” ujarnya.
Namun, dalam reksa dana campuran, KISI lebih memilih obligasi sebagai aset utama. Hal ini dilakukan karena potensi penurunan suku bunga yang lebih lanjut, yang dapat mendorong kenaikan harga obligasi di pasar sekunder. Meski begitu, pihaknya tetap melihat peluang pada saham-saham dengan eksposur terhadap emas.
Kesimpulan
Perubahan strategi dalam pengelolaan reksa dana mencerminkan adaptasi terhadap dinamika pasar. Para manajer investasi berupaya menyeimbangkan antara sektor strategis dan potensi pertumbuhan. Dengan pendekatan yang berbeda-beda, setiap perusahaan menawarkan reksa dana yang dirancang untuk memberikan hasil optimal bagi investor. Namun, keputusan investasi tetap menjadi tanggung jawab pembaca.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!