
Prediksi Kembalinya Nilai Tukar Rupiah
Kementerian Keuangan memiliki keyakinan bahwa nilai tukar rupiah akan segera pulih dalam beberapa hari ke depan. Hal ini didasarkan pada efektivitas kebijakan fiskal yang diterapkan pemerintah terhadap aktivitas ekonomi di dalam negeri.
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, menyampaikan prediksi ini setelah meninjau berbagai indikator ekonomi dan situasi pasar. Ia menyatakan bahwa saat ini pasar sedang tutup dan pergerakan nilai tukar akan kembali stabil pada hari Senin atau Selasa minggu depan. Perkiraan ini disampaikannya dalam sebuah pertemuan di Kementerian Keuangan Jakarta beberapa waktu lalu.
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah
Selama pekan lalu, rupiah mengalami tekanan terhadap dolar AS. Pada Selasa pagi (23/9), nilai tukar rupiah sempat mencapai level Rp16.500-an. Pada hari berikutnya, rupiah melemah hingga mencapai Rp16.600-an. Pada penutupan perdagangan Jumat (26/9), rupiah melemah sebanyak 11 poin atau 0,07% menjadi Rp16.738 per dolar AS.
Dibandingkan dengan pembukaan perdagangan Jumat (19/9), rupiah tercatat melemah sekitar 1,23%. Sedangkan terhadap posisi pembukaan Senin (22/9), pelemahannya mencapai 0,85%.
Purbaya menilai bahwa penurunan ini bersifat sementara dan akan segera berubah. Menurutnya, investor akan melihat bahwa kebijakan-kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Penyebab Pelemahan Rupiah
Menurut mantan ketua LPS tersebut, pelemahan kurs rupiah belakangan ini dipengaruhi oleh sentimen negatif akibat kebijakan pemberian bunga jumbo sebesar 4% per tahun bagi deposito berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) oleh bank-bank BUMN.
Meskipun demikian, Purbaya menegaskan bahwa kebijakan tersebut bukanlah arahan dari pemerintah. Ia berharap klarifikasi ini dapat membantu memperbaiki suasana pasar dan meningkatkan kepercayaan investor.
"Dengan konferensi pers yang sekarang menyatakan bahwa tidak ada kebijakan dari Kementerian Keuangan yang 4%, saya pikir akan berkurang dengan cepat [sentimen negatif] untuk nilai tukar rupiah. Di samping itu BI [Bank Indonesia] juga sesuai dengan wewenangnya, menjaga nilai tukar dengan agresif, dengan sungguh-sungguh, sesuai dengan peran mereka," ujarnya.
Dana Pemerintah untuk Sistem Perbankan
Purbaya juga mengingatkan bahwa pemerintah telah menempatkan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun ke sistem perbankan. Ia yakin bahwa kebijakan ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, jika pertumbuhan ekonomi sudah terakselerasi maka investor asing akan tertarik untuk masuk ke Indonesia. Bahkan, investor asing tidak hanya akan masuk ke pasar keuangan seperti surat berharga negara (SBN) dan saham, tetapi juga sektor riil alias investasi langsung.
"Jadi gini, rahasia modal asing masuk ke sini bukan bunga yang tinggi, tapi prospek ekonomi seperti apa ke depan. Jangan Anda harap mereka mau masuk ke sini membangun ekonomi kita. Enggak ada tuh. Mereka masuk ke sini mau menikmati kue pertumbuhan ekonomi yang ada di sini. Mereka semua profit oriented," jelas Purbaya.
Harapan Investor dan Prospek Ekonomi
Oleh karena itu, Purbaya menyimpulkan bahwa jika investor melihat prospek ekonomi Indonesia bagus, maka arus modal asing tetap akan mengalir ke Tanah Air. Dengan adanya aliran modal ini, nilai tukar rupiah akan membaik dan ekonomi akan tumbuh secara signifikan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!