Tambang Freeport Bawah Tanah Diperkirakan Beroperasi Tahun 2027 Akibat Longsor

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Prediksi Operasi Kembali Tambang Grasberg Block Cave pada 2027

Freeport McMoran (FCX), induk perusahaan PT Freeport Indonesia (PTFI), memprediksi bahwa tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) akan kembali beroperasi pada tahun 2027. Insiden longsoran material basah sebanyak 800 ribu ton yang terjadi di lokasi ini, pada Senin (8/9), telah menyebabkan gangguan serius terhadap operasi tambang.

Saat ini, PTFI sedang mengevaluasi dampak dari insiden tersebut terhadap rencana produksi jangka panjang. Perusahaan mengatakan bahwa kejadian ini mungkin mengakibatkan penundaan signifikan dalam produksi, terutama pada kuartal IV 2025 dan seluruh tahun 2026.

Dalam pernyataan resmi, PTFI menyatakan bahwa kembalinya GBC ke tingkat operasi sebelum insiden diperkirakan akan tercapai pada 2027. Meski begitu, perusahaan tetap memprioritaskan pemulihan yang aman dan bertahap.

Dampak pada Produksi dan Rencana Ke depan

Berdasarkan data FCX, tambang GBC menyumbang 50% dari cadangan mineral yang ada di PTFI hingga 2024. Selain itu, hasil tambang ini mencakup 70% produksi tembaga dan emas yang diperkirakan hingga 2029. Longsor terjadi di salah satu dari lima blok produksi di GBC, sehingga menyebabkan kerusakan pada infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung produksi blok lainnya.

Produksi saat ini PTFI berasal dari tiga tambang utama, yaitu GBC, Deep Mill Level Zone (Deep MLZ), dan Big Gossan. Perusahaan mengatakan bahwa tambang Big Gossan dan Deep MLZ yang tidak terdampak longsor kemungkinan akan mulai kembali beroperasi pada pertengahan kuartal empat 2025.

Dalam laporan keuangan tahun 2024, Freeport Indonesia memproduksi rata-rata 208.400 metrik ton bijih per hari. Dari jumlah tersebut, tambang GBC menyumbang 133.800 metrik ton per hari atau sekitar 64,2% dari total produksi perusahaan. Pada semester pertama 2025, produksi GBC mencapai 104.100 metrik ton per hari, atau 60,49% dari total produksi 172.100 metrik ton per hari.

Perusahaan juga menyatakan bahwa penutupan tambang akan memengaruhi penjualan tembaga dan emas PTFI, yang diprediksi akan sangat rendah pada kuartal IV 2025. Dampak ini juga akan terasa hingga tahun 2026, dengan estimasi penurunan produksi sebesar 35%. Sebelum insiden, produksi untuk 2026 diperkirakan mencapai 1,7 miliar pon tembaga dan 1,6 juta ons emas.

Upaya Pemulihan dan Klaim Asuransi

PTFI akan terus mengoptimalkan rencana produksi seiring dengan selesainya evaluasi lebih lanjut. Perusahaan akan memprioritaskan sumber daya yang diperlukan guna mendukung pemulihan produksi secara aman.

Selain itu, PTFI berencana untuk mengajukan klaim ganti rugi berdasarkan polis asuransi properti dan gangguan bisnis. Klaim ini mencakup kerugian hingga US$1,0 miliar (sekitar Rp 16,73 triliun). Langkah ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mengatasi kerugian akibat insiden longsor yang terjadi di Grasberg Block Cave.