
Pasar Saham AS Mengalami Penurunan
Pasar saham Amerika Serikat (AS), yang dikenal sebagai Wall Street, mengalami penurunan pada perdagangan yang berakhir di hari Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Tiga indeks utama AS turun karena beberapa faktor, termasuk pelemahan saham Oracle dan lonjakan suku bunga.
Indeks S&P 500 ditutup turun sebesar 0,50 persen dengan level 6.604,72. Indeks Nasdaq Composite juga melandai ke level 22.384,70, sementara indeks Dow Jones Industrial Average turun sebanyak 173,96 poin atau 0,38 persen menjadi 45.947,32.
Saham Oracle mengalami penurunan sebesar 5 persen, memperlihatkan kemungkinan kerugian untuk hari ketiga berturut-turut. Hal ini disebabkan oleh adanya pertanyaan tentang kondisi pasar kecerdasan buatan (AI) saat ini. Aksi jual ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap valuasi yang mencapai rekor tertinggi dan hubungan sirkular yang berpotensi berisiko dalam industri AI setelah beberapa kesepakatan baru-baru ini.
Hingga penutupan hari Kamis, saham Oracle, yang sebelumnya memimpin fase bullish pasar, telah turun hampir 16 persen dari level tertingginya. Penurunan tersebut sebagian besar didorong oleh peringkat jual yang dikeluarkan dalam laporan terbaru oleh Rothschild & Co. Redburn, yang memprediksi penurunan sebesar 40 persen karena pasar melebih-lebihkan dampak kesepakatan AI Oracle terhadap bisnis cloud inti perusahaan.
Saham Tesla juga mengalami penurunan hingga 4 persen pada hari yang sama. Lonjakan imbal hasil memperparah aksi jual saham teknologi, sehingga membuat investor mengurangi risiko mereka. Imbal hasil Treasury 10 tahun menyentuh angka 4,2 persen setelah data klaim awal asuransi pengangguran lebih rendah dari yang diharapkan.
Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa pengajuan tunjangan pengangguran pertama kali mencapai 218.000 untuk pekan yang berakhir 20 September. Angka ini lebih rendah dari perkiraan ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 235.000, serta 14.000 lebih rendah dari klaim penganggusan awal yang direvisi pada periode sebelumnya.
Data pekerjaan yang kuat, bersama dengan revisi ke atas yang signifikan dalam produk domestik bruto kuartal kedua menjadi 3,8 persen, menunjukkan bahwa Federal Reserve ragu-ragu dalam memangkas suku bunga lagi. Hal ini memberikan tekanan terhadap katalis utama bagi para investor.
Investor juga mulai bersikap hati-hati menjelang rilisnya indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi yang akan dirilis pada Jumat. Mereka juga sedang memantau perkembangan terkait potensi penutupan pemerintah. Jika pemerintah benar-benar ditutup, hal itu dapat menyebabkan pemecatan massal di lingkungan pemerintahan federal.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!