10 Negara Penghasil Beras Terbesar, Kekuatan Asia Menggila

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Peran Asia dalam Produksi Beras Dunia

Beras bukan hanya sebagai makanan pokok, tetapi juga menjadi simbol budaya dan sumber energi utama bagi miliaran orang di dunia. Hampir setiap negara di Asia memiliki ikatan erat dengan beras, baik melalui sajian harian, tradisi, maupun perekonomian yang bergantung pada hasil panennya. Tidak mengherankan bahwa sebagian besar produksi beras global terkonsentrasi di kawasan ini, menjadikannya pusat sekaligus penopang ketahanan pangan dunia.

Pada musim tanam 2024-2025, produksi beras dunia mencapai lebih dari 535 juta metrik ton. Dari angka tersebut, sepuluh negara besar menyumbang porsi dominan. Berikut adalah daftar negara-negara utama dalam produksi beras dunia:

1. India

India menjadi produsen terbesar beras dengan produksi sekitar 150 juta metrik ton, atau sekitar 28 persen dari pasokan global. Selain sebagai produsen utama, India juga memimpin ekspor beras dengan volume lebih dari 18 juta metrik ton per tahun. Jenis beras yang diekspor mencakup berbagai varietas, mulai dari basmati premium hingga non-basmati. Pasar ekspornya mencakup negara-negara seperti Bangladesh, Arab Saudi, dan beberapa negara Afrika. Keberhasilan India didukung oleh lahan yang luas dan sistem irigasi yang baik.

2. Tiongkok

Tiongkok menghasilkan sekitar 145,28 juta metrik ton beras, atau sekitar 27 persen dari total produksi dunia. Namun, mayoritas hasil panen ini dikonsumsi sendiri oleh penduduknya yang mencapai lebih dari 1,4 miliar jiwa. Sentra produksi beras Tiongkok ada di wilayah Sungai Yangtze yang subur, ditambah dukungan pemerintah untuk para petani. Meski fokus pada kebutuhan domestik, Tiongkok tetap mengekspor sebagian kecil ke negara tetangga seperti Jepang dan Filipina.

3. Bangladesh

Bangladesh menyumbang 36,6 juta metrik ton beras, atau sekitar 7 persen dari produksi global. Delta Gangga yang subur menjadi tempat tumbuhnya beras di negara ini. Karena beras adalah makanan pokok utama, hampir seluruh produksi digunakan untuk kebutuhan nasional. Salah satu tantangan utama Bangladesh adalah banjir musiman, sehingga sering kali mereka harus mengimpor beras dari India untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya.

4. Indonesia

Indonesia menghasilkan sekitar 34,1 juta metrik ton beras, atau sekitar 6 persen dari produksi global. Sebagai negara dengan populasi besar, fokus utamanya adalah memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pulau Jawa dan Sumatra menjadi pusat produksi utama. Meskipun produksi cukup tinggi, kadang masih kurang saat terjadi kekeringan, sehingga impor dari Thailand atau Vietnam tetap diperlukan untuk menjaga stabilitas harga dan stok nasional.

5. Vietnam

Vietnam menghasilkan 26,95 juta metrik ton beras, atau sekitar 5 persen dari total dunia. Negara ini terkenal sebagai eksportir besar, terutama dari wilayah Delta Mekong yang dikenal sebagai "Rice Bowl". Jasmine rice dari Vietnam banyak diminati di pasar internasional, termasuk di China, Filipina, dan Afrika. Dengan kualitas premium, Vietnam berhasil menjaga posisi penting dalam perdagangan beras global.

6. Thailand

Thailand memproduksi sekitar 20,55 juta metrik ton beras, atau sekitar 4 persen dari pasokan global. Beras Thailand, terutama jasmine rice, sangat populer di pasar internasional karena aroma dan kualitasnya. Pasarnya meluas ke Amerika Serikat, Timur Tengah, hingga China. Faktor keberhasilan Thailand datang dari cuaca yang relatif stabil dan sistem irigasi yang mendukung produksi berkualitas tinggi.

7. Filipina

Filipina menghasilkan 12,37 juta metrik ton beras, atau sekitar 2 persen dari total dunia. Meski produksinya cukup besar, jumlah penduduk yang tinggi membuat negeri ini tetap harus mengimpor beras, terutama dari Vietnam dan Thailand. Pemerintah Filipina terus berusaha meningkatkan efisiensi pertanian agar bisa lebih mandiri, meski tantangan seperti badai tropis sering memperlambat usaha tersebut.

8. Myanmar

Myanmar menghasilkan sekitar 11,9 juta metrik ton beras, atau sekitar 2 persen dari produksi global. Delta Irrawaddy menjadi pusat pertanian utama yang membuatnya jadi salah satu lumbung padi kawasan Asia Tenggara. Meski infrastruktur pertaniannya belum sekuat negara tetangga, Myanmar tetap bisa mengekspor ke China dan Bangladesh, menjadikannya pemain penting di level regional.

9. Pakistan

Pakistan mencatat produksi 9,72 juta metrik ton beras, atau sekitar 2 persen dari total dunia. Keunggulan Pakistan terletak pada basmati rice yang harum dan berkualitas tinggi. Daerah Punjab dan Sindh dengan dukungan Sungai Indus menjadi pusat utama. Sebagian besar produksi diekspor ke Timur Tengah, Afrika, hingga Eropa, membuat Pakistan punya reputasi baik di pasar global.

10. Kamboja

Kamboja menghasilkan 8,47 juta metrik ton beras, atau sekitar 2 persen dari produksi global. Selain jadi makanan pokok rakyatnya, Kamboja juga semakin aktif dalam ekspor, terutama ke China dan Uni Eropa. Pemerintah Kamboja mendorong modernisasi pertanian untuk meningkatkan hasil dan memperbesar kontribusi di pasar internasional.

Dari daftar ini terlihat jelas bahwa Asia benar-benar menjadi pusat produksi beras dunia. India dan Tiongkok saja sudah menyumbang lebih dari separuh kebutuhan global. Meski begitu, negara-negara lain seperti Vietnam, Thailand, hingga Pakistan juga memainkan peran vital dalam menjaga ketahanan pangan internasional. Bagi kamu yang sehari-hari makan nasi, penting untuk tahu bahwa sepiring nasi di meja makan ternyata bagian dari rantai panjang produksi global yang sangat kompleks.