21 Ruas Tol Rugi Akibat Lalu Lintas di Bawah 50 Persen, Menteri PU Cari Jalan Keluar

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Masalah Lalu Lintas di Bawah Target Pengaruhi Pendapatan Jalan Tol

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengungkapkan bahwa terdapat 21 ruas jalan tol yang mengalami penurunan volume lalu lintas hingga di bawah 50 persen dari target yang ditetapkan. Hal ini menyebabkan pendapatan pengelola jalan tol, atau Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), tidak sebanding dengan biaya operasional dan pemeliharaan hingga masa konsesi berakhir.

Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri PU dalam rapat dengan Komisi V DPR di Senayan, Jakarta, pada Rabu, 24 September 2025. Setelah rapat tersebut, Dody Hanggodo menyatakan bahwa pihaknya sedang mencari solusi untuk mengatasi masalah ini. “Kita sedang mendiskusikan bagaimana cara mengatasinya. Namun, menaikkan tarif tol agak sulit dilakukan,” ujarnya saat ditemui di kompleks Parlemen.

Dody Hanggodo menjelaskan bahwa opsi menaikkan tarif tidak bisa dilakukan secara langsung karena bertentangan dengan aturan yang berlaku. “Saya akan diingatkan oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan). Saya tidak berani melakukan hal itu,” tambahnya.

Sebelumnya, Dody Hanggodo juga menyampaikan bahwa kurangnya capaian volume lalu lintas berdampak pada pemeliharaan jalan tol. “Masih ada beberapa BUJT yang realisasi volume lalu lintasnya jauh lebih rendah dari asumsi dalam perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT),” katanya saat rapat dengan Komisi V DPR.

Akibatnya, pendapatan dari tol tidak tercapai, sehingga BUJT kesulitan membiayai operasional dan pemeliharaan serta memenuhi standar pelayanan minimal (SPM). Hal ini membuat layanan jalan tol tidak optimal.

Ke-21 ruas tol yang mengalami volume lalu lintas di bawah 50 persen tersebar di beberapa wilayah seperti Pulau Sumatera, Sulawesi, Jawa, dan Bali. Beberapa contohnya adalah Tol Manado-Bitung di Sulawesi Utara yang dikelola oleh PT Jasamarga Manado Bitung. Selain itu, ada Tol Krian-Legundi-Bunder Manyar di Jawa Timur, Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa di Bali, serta enam ruas tol dalam kota Jakarta yang dikelola oleh PT Jakarta Toll Road Development.

Dalam kesempatan tersebut, Dody Hanggodo juga menyampaikan bahwa saat ini terdapat 75 ruas jalan tol yang telah beroperasi di Indonesia. Total panjang jalan tol mencapai 3.111 kilometer dan dikelola oleh sekitar 53 pengelola BUJT.

Permasalahan dan Tantangan yang Dihadapi

Beberapa faktor yang menyebabkan volume lalu lintas di bawah target antara lain yaitu adanya kebijakan pembangunan infrastruktur yang tidak seimbang, kondisi ekonomi masyarakat yang belum stabil, serta kurangnya sosialisasi dan promosi terhadap jalan tol tersebut. Selain itu, kontribusi dari pengguna jalan tol yang masih rendah juga menjadi salah satu penyebab utama.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dan para pengelola jalan tol perlu melakukan langkah-langkah strategis. Salah satunya adalah meningkatkan kualitas layanan dan fasilitas di sepanjang jalan tol agar semakin diminati oleh masyarakat. Selain itu, kerja sama antara pemerintah dan pengelola jalan tol sangat penting dalam merancang kebijakan yang dapat memberikan solusi jangka panjang.

Beberapa alternatif solusi yang bisa dipertimbangkan antara lain adalah melalui pemberian insentif kepada pengguna jalan tol, seperti diskon atau program loyalitas. Selain itu, pemerintah juga dapat mempertimbangkan penyesuaian aturan terkait tarif tol agar tidak terlalu memberatkan masyarakat, namun tetap memberikan keuntungan bagi pengelola jalan tol.

Dengan adanya kebijakan yang tepat dan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan pengelola jalan tol, diharapkan dapat membantu meningkatkan volume lalu lintas dan memperbaiki kondisi keuangan BUJT. Hal ini tentu akan berdampak positif terhadap kualitas layanan jalan tol dan keberlanjutan pengelolaannya.