
Pentingnya Mengatur Keuangan Bersama dalam Perkawinan
Dalam menjalani kehidupan pernikahan, masalah sering muncul, terutama yang berhubungan dengan keuangan. Bagi pasangan yang baru saja memulai kehidupan bersama, mengatur keuangan bersama menjadi langkah penting untuk membangun dasar yang kuat. Tidak harus dianggap sebagai beban, tetapi lebih baik dijalanilah dengan diskusi dan kesepakatan bersama agar pemasukan cukup dan impian rumah tangga dapat tercapai. Jika tidak segera dikelola, bisa jadi keuangan rumah tangga terancam hingga terjebak utang.
Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengatur keuangan bersama:
1. Terbuka Soal Pendapatan
Salah satu langkah pertama yang perlu dilakukan adalah keterbukaan mengenai pendapatan. Setiap pasangan pasti memiliki penghasilan masing-masing, dan ketika sudah menikah, strategi finansial akan berbeda karena harus menyatukan kompromi dari dua pihak. Keterbukaan ini mencakup informasi tentang penghasilan bulanan, utang, cicilan, aset, serta tabungan. Dengan saling terbuka, pasangan dapat memahami kondisi keuangan masing-masing dan memetakan pendapatan serta pengeluaran bersama. Hal ini juga membantu dalam membuat anggaran awal sehingga bisa menyisihkan dana tabungan untuk masa depan.
2. Pilih Penanggung Jawab Keuangan
Langkah kedua adalah menentukan siapa yang akan bertanggung jawab dalam mengelola keuangan rumah tangga. Apakah akan dikelola oleh satu orang atau secara bersama. Sesuaikan dengan kondisi dan kemampuan masing-masing pasangan. Biasanya, suami memberikan kepercayaan kepada istri, tetapi bisa juga sebaliknya. Jika memilih sistem bersama, pembagian tugas bisa disesuaikan, seperti suami mengelola tagihan belanja, listrik, dan pendidikan anak sementara istri mengelola hiburan, asuransi, dan tabungan.
3. Buat Rekening Bersama
Setelah menikah, sebaiknya buat rekening bank bersama. Rekening ini bisa digunakan sebagai tabungan untuk mencapai tujuan jangka pendek dan panjang. Selain itu, rekening bersama juga bisa digunakan untuk menyimpan dana darurat. Dana darurat ini sangat penting dalam situasi tak terduga seperti sakit atau keadaan mendadak yang bisa terjadi kapan saja.
4. Cari Passive Income
Jika penghasilan masih dirasa kurang, saatnya mencari penghasilan tambahan. Passive income bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan. Banyak cara yang bisa dilakukan, misalnya dengan memanfaatkan hobi untuk menghasilkan uang tambahan. Mulai dari berjualan makanan di sekitar rumah hingga menjual melalui media online. Selain itu, pekerjaan remote dan freelance juga bisa menjadi pilihan untuk menambah pemasukan.
5. Jangan Ragu Investasi
Saat kondisi keuangan sudah stabil, waktunya merencanakan masa depan dengan berinvestasi. Tujuan investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan dari modal yang ditanamkan. Namun, investasi juga memiliki risiko. Maka dari itu, pasangan harus memahami investasi dan berkomitmen dalam memutuskannya. Investasi bisa dilakukan pada saham, emas, tanah, atau bangunan. Investasi membantu pasangan mengatur manajemen keuangan agar hidup terjamin di hari tua.
FAQ
Kenapa pasangan baru perlu membuat “anggaran bersama”?
Agar transparansi keuangan terjaga, kedua pihak tahu ke mana uang akan digunakan, hal ini membantu menghindari kesalahpahaman dan konflik terkait pengeluaran.
Apakah wajib punya rekening bersama dalam pernikahan?
Tidak wajib, tapi punya rekening bersama bisa memudahkan pengaturan kebutuhan bersama seperti tagihan rumah, cicilan, atau kebutuhan sehari-hari.
Bagaimana cara membagi pengeluaran agar adil di antara pasangan?
Bisa menggunakan sistem proporsional: bagi berdasarkan penghasilan masing-masing, misalnya istri membayar 40% jika penghasilannya lebih kecil, suami 60%, atau skema yang disepakati bersama.
Apakah pasangan harus punya dana darurat bersama?
Ya, sangat disarankan. Dana darurat bersama bisa digunakan untuk situasi tak terduga seperti sakit, kehilangan pekerjaan, atau kebutuhan mendadak lainnya.
Bagaimana menjaga agar keuangan tidak merusak kebersamaan rumah tangga?
Komunikasi terbuka tentang uang, menepati kesepakatan anggaran, serta fleksibilitas bila kondisi berubah, semuanya penting agar keuangan menjadi alat memperkuat, bukan memecah.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!