
Perjalanan Awal Saham EMAS di Bursa Efek Indonesia
Saham PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) yang resmi terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) awalnya menghadirkan euforia yang luar biasa. Pada hari pertama perdagangan, saham ini langsung melonjak ke level auto rejection atas (ARA) sebesar 25 persen dari harga penawaran Rp2.880 per saham. Antusiasme ini berlanjut pada hari kedua, meskipun tidak sebesar hari pertama.
Namun, euforia tersebut tidak bertahan lama. Di hari ketiga perdagangan, Kamis (25/9/2025), harga saham EMAS justru mengalami penurunan signifikan. Hingga pukul 10.26 WIB, saham ini terkoreksi sebesar 14,84 persen, mencapai level Rp3.100 per unit. Kondisi ini menunjukkan bahwa investor mulai melakukan aksi jual besar-besaran.
Data dari BEI menunjukkan bahwa nilai transaksi saham EMAS tetap tinggi, yaitu sebesar Rp758,1 miliar dengan volume perdagangan mencapai 231,0 juta saham. Namun, antrean jual yang menumpuk di kolom ask mencapai 548 ribu lot di harga ARB. Hal ini menunjukkan adanya tekanan jual yang sangat kuat dan membuat harga saham turun tajam.
Sebelum debut di BEI, IPO saham EMAS telah mendapatkan antusiasme yang luar biasa. Sebanyak 406.231 investor ikut serta dalam penawaran umum perdana saham yang digelar pada Selasa (23/9/2025). Permintaan terhadap saham ini sangat tinggi, sehingga penawaran melebihi permintaan (oversubscribed) sebesar 4,62 kali. Dari total pemesanan 7,48 miliar saham, hanya 1,61 miliar saham yang ditawarkan ke publik.
Dengan harga penawaran sebesar Rp2.880 per saham, kapitalisasi pasar EMAS saat debut mencapai Rp46,59 triliun. Total saham yang tercatat di BEI adalah 16,18 miliar unit, terdiri atas 1,61 miliar saham publik dan 13,11 miliar saham milik pendiri.
Setelah IPO, struktur kepemilikan saham EMAS adalah sebagai berikut: PT Merdeka Copper Gold Tbk memiliki 56,46%, Winato Kartono sebesar 8,36%, Garibaldi Thohir 5,59%, Hardi Wijaya Liong 3,58%, dan sisa 10% dimiliki oleh publik.
Meski euforia awal cepat meredup, potensi jangka panjang saham EMAS masih menjadi sorotan. Industri tambang emas dinilai memiliki prospek positif seiring meningkatnya permintaan global akan emas. Namun, volatilitas harga di awal perdagangan menjadi cerminan bahwa investor perlu berhati-hati dan memperhitungkan risiko sebelum membeli saham ini.
Dengan kapitalisasi pasar yang besar dan dukungan pemegang saham utama yang solid, pergerakan saham EMAS diprediksi akan tetap menjadi perhatian para pelaku pasar dalam beberapa waktu ke depan. Meski ada fluktuasi di awal, kinerja jangka panjang saham ini bisa menjadi salah satu pilihan investasi yang menarik bagi para investor yang siap menghadapi tantangan di pasar modal.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!