
Peran Kawasan Berikat dalam Perekonomian Indonesia
Kawasan berikat (KB) telah menjadi salah satu pilar penting dalam meningkatkan ekspor dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hingga Agustus 2025, kawasan berikat telah menghasilkan devisa negara sebesar Rp 3.140 triliun dan berkontribusi terhadap penyerapan lebih dari 1,83 juta tenaga kerja. Hal ini menunjukkan betapa besar peran industri kawasan berikat dalam perekonomian nasional.
Sebanyak 1.512 perusahaan beroperasi dengan skema kawasan berikat hingga bulan Agustus 2025. Industri ini tidak hanya mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, tetapi juga memberikan kontribusi sekitar 30 persen terhadap total ekspor nasional. Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai DJBC Nirwala Dwi Heryanto menyampaikan bahwa fasilitas kawasan berikat terbukti mampu meningkatkan daya saing, menarik investasi, serta menjaga akuntabilitas negara.
Fasilitas yang diberikan meliputi penangguhan bea masuk dan pajak impor atas bahan baku serta barang modal. Dengan demikian, perusahaan dapat menekan biaya produksi sehingga lebih kompetitif di pasar global. Selain itu, kawasan berikat juga menjadi daya tarik bagi pelaku usaha. Tahun 2024 lalu, kawasan berikat berhasil mencatatkan investasi industri sebesar Rp 221,53 triliun.
Pemerintah juga memberikan fasilitas fiskal senilai Rp 69,63 triliun pada periode yang sama. Meski memberikan insentif besar, Bea Cukai tetap memastikan pengawasan optimal melalui mekanisme seperti manajemen risiko, audit kepabeanan, sistem IT Inventory terintegrasi, serta pemantauan melalui CCTV online. Pendekatan ini dipadukan dengan ruang dialog terbuka bersama pelaku industri agar fasilitas kawasan berikat dimanfaatkan secara maksimal sesuai ketentuan yang berlaku.
Contoh Perusahaan yang Merasakan Manfaat Kawasan Berikat
Salah satu perusahaan yang merasakan dampak positif kawasan berikat adalah PT Long Rich Indonesia, produsen alas kaki internasional yang berpusat di Cirebon. Perusahaan ini memproduksi merek ternama seperti Under Armour, New Balance, Adidas, Crocs, ASICS, Brooks, dan On Cloud. Pada tahun 2025, PT Long Rich Indonesia menargetkan ekspor 32 juta pasang alas kaki dengan nilai US$ 360 juta dan kontribusi devisa mencapai US$ 808 juta per tahun.
Perusahaan ini juga berhasil menyerap 25.520 tenaga kerja pada 2024, dan diperkirakan meningkat hingga 35 ribu orang pada akhir 2025. Direktur Ekspor Impor PT Long Rich Indonesia John menyatakan bahwa fasilitas kawasan berikat berperan penting dalam menjaga efisiensi produksi. Selain meningkatkan daya saing, fasilitas ini juga membuka lapangan kerja bagi puluhan ribu orang serta menggerakkan ekonomi daerah melalui rantai pasok lokal, transportasi, dan jasa pendukung.
“Perusahaan juga mendapatkan tambahan investasi senilai Rp 425,47 miliar berkat dukungan kawasan berikat,” tambahnya.
Peran Asosiasi dan Kantor Bea Cukai Cirebon
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kawasan Berikat (APKB) Iwa Koswara menilai kawasan berikat sebagai instrumen penting bagi industri. Menurutnya, fasilitas ini tidak hanya memberikan efisiensi, tetapi juga menghadirkan kepastian usaha melalui sistem pengawasan yang transparan. Perusahaan penerima fasilitas juga wajib memenuhi persyaratan yang ketat, mulai dari kesiapan administrasi hingga infrastruktur teknologi informasi.
Di sisi lain, Kepala Kantor Bea Cukai Cirebon Abdul Rasyid menyoroti kontribusi signifikan fasilitas ini terhadap perekonomian wilayah Ciayumajakuning. Wilayah kerja Bea Cukai Cirebon menjadi salah satu motor pertumbuhan Kawasan Berikat di Jawa Barat. Hingga September 2025, jumlah perusahaan penerima fasilitas meningkat hampir 77 persen dibanding 2022 dengan industri sepatu mendominasi dan mencatat devisa ekspor lebih dari Rp 15 triliun, sekaligus menyerap lebih dari 112 ribu tenaga kerja.
Selain itu, kawasan berikat turut memicu tumbuhnya sektor usaha pendukung di sekitar kawasan industri. Melalui asistensi dan pengawasan ketat, Bea Cukai Cirebon memastikan seluruh arus barang tetap sesuai ketentuan kepabeanan dan perpajakan agar manfaat ekonomi dapat dirasakan secara luas oleh masyarakat.
Dengan kombinasi kemudahan fiskal, kepastian kebijakan, dan pengawasan berbasis teknologi, kawasan berikat diyakini akan terus memainkan peran vital dalam memperkuat daya saing ekspor Indonesia.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!