Pengalaman Milenial dalam Investasi Emas Digital
Sebuah suara nyaring ayam berkokok menandai awal percakapan santai antara wartawan Tribunnews dengan Ade Ayung Cahyani Pertiwi (27), seorang nasabah milenial tabungan emas Pegadaian asal Denpasar Timur, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Ayung menyambut dengan nada lembut dan antusias saat berbicara melalui sambungan telepon.
Ayung telah menjadi nasabah setia tabungan emas di Pegadaian selama 8 tahun. Minatnya terhadap investasi emas dimulai pada tahun 2017 ketika ia mencari informasi tentang tabungan emas melalui internet. Sebagai calon nasabah yang bijak, ia mempertimbangkan berbagai lembaga yang menawarkan layanan tabungan emas sebelum akhirnya memilih Pegadaian. Alasan utamanya adalah kepercayaan terhadap pegadaian sebagai BUMN yang memiliki kantor fisik di berbagai tempat.
Pengalamannya membuka tabungan emas pertama di Pegadaian sangat berkesan. Ia mengunjungi kantor Unit Pelayanan Cabang (UPC) Pegadaian Nusa Dua setelah bekerja sebagai karyawati hotel. Uang sebesar Rp500.000 disetorkan sebagai saldo awal, yang langsung dikonversi menjadi 1,27 gram emas. Ayung memiliki jadwal rutin setiap bulan untuk menambah pundi-pundi emas dari gajinya.
Alasan terbesar Ayung memulai menabung emas adalah untuk menjaga nilai asetnya. Ia sadar bahwa jika hanya menyimpan uang, nilainya akan tergerus inflasi. Berbeda dengan emas yang cenderung meningkat setiap tahun. Ayung yakin bahwa emas adalah aset dengan valuasi terbesar di dunia dan sering digunakan oleh institusi keuangan sebagai alat melawan inflasi.
Keuntungan Menabung Emas Secara Digital
Investasi emas bukanlah hal baru. Selama puluhan tahun, emas diperjualbelikan secara konvensional, baik dalam bentuk perhiasan maupun kepingan. Di tengah perkembangan teknologi, PT Pegadaian meluncurkan Pegadaian Digital pada 2017. Ayung merasa lebih nyaman dengan layanan ini karena tidak perlu khawatir aset emasnya hilang. Saldo emas digital dapat dipantau kapan saja melalui handphone.
Keuntungan lain adalah kemampuan menabung emas dengan nominal kecil, bahkan cukup dengan uang Rp20.000, Ayung bisa mendapatkan 0,01 gram emas. Pegadaian juga melayani cetak emas bagi nasabah yang ingin memegang emas berbentuk fisik. Nasabah cukup datang ke outlet Pegadaian terdekat atau memesan melalui aplikasi Pegadaian Digital.
Investasi Mudah untuk Milenial
Tabungan emas menjadi investasi yang mudah dilakukan, terutama bagi kalangan milenial yang mulai melek pentingnya menjaga aset. Ayung menekankan bahwa investasi emas tidak memberikan keuntungan instan. Butuh kesabaran sebagai landasan. Meski dianggap aman, harga emas bisa fluktuatif dan tidak stabil.
Menurut Ayung, risiko menabung emas lebih rendah dibanding instrumen lain seperti deposito, saham, atau kripto. Ia menyarankan agar para pemula tidak hanya tergiur oleh FOMO (Fear Of Missing Out). Sebaliknya, mereka harus melakukan riset terlebih dahulu untuk memahami keuntungan dan kerugian.
Tantangan Literasi Keuangan
Selain sebagai nasabah aktif, Ayung juga peduli terhadap masyarakat awam yang ingin memulai investasi emas. Ia membuat video di YouTube untuk memberikan edukasi. Hasil survei OJK menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan di Indonesia sebesar 65,43 persen. Ini menjadi tantangan bagi stakeholder, termasuk Pegadaian, untuk terus meningkatkan sosialisasi.
Gerakan Pegadaian MengEMASkan Indonesia
PT Pegadaian menggelorakan kampanye "Pegadaian mengEMASkan Indonesia" untuk menyambut Indonesia Emas 2045. Program ini bertujuan untuk memastikan semua keluarga Indonesia memiliki tabungan atau investasi emas. Melalui produk tabungan emas, masyarakat bisa mendapatkan emas 0,01 gram hanya dengan uang sebesar Rp20.000. Bahkan pelajar dan mahasiswa pun bisa mengakses produk ini.
Investasi emas bukan hanya soal dompet tebal, tetapi juga komitmen untuk menjaga nilai aset. Langkah kecil yang dilakukan bersama mampu memberikan dampak luar biasa. Dan Pegadaian, melalui gerakan "Pegadaian mengEMASkan Indonesia", telah menyalakan api perubahan menuju visi gemilang Indonesia Emas 2045.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!