
Pertumbuhan Penggunaan QRIS di Wonogiri Menunjukkan Kenaikan Signifikan
Penggunaan Quick Response Code Indonesian Standar (QRIS) di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, menunjukkan tren pertumbuhan yang positif. Pada Juli 2025, nominal transaksi melalui QRIS mencapai Rp 37,10 miliar, dengan pertumbuhan sebesar 112,76 persen secara year on year (yoy). Volume transaksi juga meningkat signifikan, yaitu sebesar 115,55 persen (yoy), dengan total transaksi sebanyak 361.106 kali.
Jumlah merchant yang menggunakan QRIS di wilayah ini juga mengalami peningkatan. Pada periode yang sama, jumlah merchant mencapai 55.403 unit, dengan pertumbuhan sebesar 23,35 persen (yoy). Angka ini mencerminkan bahwa QRIS telah menjadi bagian penting dari sistem pembayaran di Wonogiri, dengan kontribusi sebesar 5,67 persen dari total merchant QRIS di Solo Raya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Hesti Candra Sari, menyampaikan bahwa data tersebut menunjukkan semakin meningkatnya kebiasaan masyarakat dalam bertransaksi secara digital. Ia menekankan bahwa penggunaan QRIS tidak hanya memudahkan transaksi, tetapi juga memberikan pilihan pembayaran yang lebih nyaman bagi masyarakat.
Digitalisasi Dalam Tata Kelola Keuangan Daerah
Selain itu, digitalisasi juga terlihat dalam tata kelola keuangan daerah. Pada penilaian Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (IETPD) Semester I 2025, Kabupaten Wonogiri mencatat skor sebesar 96,8 persen, naik 3,7 basis poin dibandingkan Semester II 2024. Penilaian ini menunjukkan komitmen kuat dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri dalam membangun tata kelola keuangan yang transparan dan efisien.
Hesti menjelaskan bahwa capaian ini memperkuat peran Satgas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD). Ia menilai bahwa inisiatif digitalisasi yang dilakukan oleh Pemkab Wonogiri sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan keuangan daerah.
Upaya BI dalam Mempercepat Digitalisasi
Bank Indonesia Solo terus mempercepat digitalisasi sistem pembayaran di daerah melalui berbagai kegiatan seperti Edukasi dan On Boarding QRIS. Salah satu fokus utama adalah para pedagang di Pasar Wonogiri, yang menjadi sasaran utama dalam program ini.
Menurut Hesti, sinergi antara BI dengan Pemkab Wonogiri serta penyedia jasa sistem pembayaran merupakan langkah penting dalam memperluas literasi keuangan digital. Dengan adanya ekosistem pembayaran non-tunai yang inklusif, masyarakat dapat lebih mudah mengakses layanan keuangan.
"Digitalisasi adalah kunci untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi usaha. Dengan QRIS, pedagang pasar Wonogiri dapat menjangkau lebih banyak konsumen sekaligus memberikan pilihan pembayaran yang lebih nyaman bagi masyarakat," ujarnya.
Implementasi QRIS di Berbagai Sektor
BI terus mendorong adopsi QRIS di berbagai sektor, termasuk pasar tradisional, UMKM, transportasi, pariwisata, dan layanan publik. Implementasi QRIS tidak hanya mempermudah transaksi masyarakat, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui digitalisasi pembayaran retribusi, pajak daerah, dan layanan pemerintah.
Upaya ini selaras dengan agenda Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD), yang bertujuan memperkuat kemampuan fiskal daerah serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Solo Raya.
Edukasi dan Manfaat QRIS
Melalui kegiatan Edukasi dan On Boarding QRIS, pedagang pasar diberikan edukasi mengenai manfaat dan tata cara penggunaan QRIS sebagai kanal pembayaran non-tunai. QRIS hadir sebagai standar nasional pembayaran digital yang memudahkan transaksi dengan prinsip cepat, mudah, murah, aman, dan handal (CEMUMUAH).
Dengan satu kode QR, pedagang dapat menerima pembayaran dari berbagai aplikasi dompet digital maupun mobile banking. Hal ini memastikan bahwa QRIS menjadi solusi yang efektif dan ramah pengguna, sehingga memperluas akses masyarakat terhadap layanan keuangan digital.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!