
Penyerapan Gabah Kering Panen di Pulau Buru, Maluku
Perum Bulog Kantor Wilayah Maluku dan Maluku Utara telah berhasil menyerap sebanyak 3.944 kilogram atau 3,9 ton gabah kering panen (GKP) dari petani di Pulau Buru. Langkah ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga di tingkat petani sekaligus memperkuat cadangan beras pemerintah.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Maluku dan Malut, Rudi Senawi Tahir, menyatakan bahwa penyerapan ini merupakan bukti nyata dukungan Bulog terhadap petani lokal di Pulau Buru. Menurutnya, Pulau Buru adalah salah satu lumbung pangan strategis di Maluku yang harus terus diperhatikan agar petani mendapatkan kepastian pasar.
Bulog Maluku berencana memperluas penyerapan di sentra-sentra produksi lain di Maluku. "Kami berharap program ini bisa memacu semangat petani untuk meningkatkan produksi sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah," ujar Rudi.
Penyerapan gabah ini merupakan bagian dari penugasan resmi Badan Pangan Nasional kepada Bulog. Mandat tersebut menugaskan Bulog melaksanakan pengadaan gabah dan beras pada Semester II Tahun 2025.
Direktur Pengadaan Perum Bulog, Prihasto Setyanto, menjelaskan bahwa Bulog siap membeli GKP dengan harga Rp6.500 per kilogram, baik melalui mekanisme Cadangan Beras Pemerintah (CBP) maupun secara komersial. "Gabah yang diserap Bulog adalah gabah yang telah memasuki usia panen, sehingga kualitas tetap terjaga dan petani memperoleh kepastian pasar," ujarnya.
Pembelian gabah dilakukan secara langsung dari petani, terutama ketika harga di tingkat petani sama atau lebih rendah dari harga acuan Rp6.500 per kilogram. Dengan cara ini, diharapkan harga tetap stabil dan petani memperoleh keuntungan yang layak.
Prihasto menegaskan akan menjunjung prinsip akuntabilitas, transparansi, dan tata kelola yang baik dalam setiap tahapan penyerapan gabah. Program ini juga menjadi wujud dukungan penuh terhadap kebijakan pemerintah sekaligus perlindungan nyata bagi petani.
Dengan capaian serapan di Pulau Buru, Bulog Maluku optimistis panen gadu September–Desember 2025 dapat memberi manfaat ganda yakni menjaga stok beras nasional dan mendukung kemandirian pangan bangsa.
Strategi dan Tujuan Penyerapan Gabah
Penyerapan gabah oleh Bulog bertujuan untuk memastikan ketersediaan beras yang cukup di tingkat nasional. Dengan membeli gabah langsung dari petani, Bulog membantu menjaga harga pasar agar tidak turun terlalu drastis, sehingga petani tidak mengalami kerugian besar.
Selain itu, langkah ini juga memberikan kepastian pasar bagi para petani. Mereka tahu bahwa ada lembaga yang siap membeli hasil panen mereka, bahkan jika harga di pasaran sedang turun. Hal ini sangat penting untuk mendorong produktivitas pertanian dan membangun rasa percaya diri para petani.
Bulog juga memastikan bahwa proses penyerapan dilakukan dengan transparan dan adil. Setiap tahapan dari pengadaan hingga distribusi dipantau secara ketat agar tidak terjadi penyimpangan. Dengan demikian, kepercayaan masyarakat terhadap sistem pangan nasional dapat terjaga.
Keuntungan Bagi Petani dan Daerah
Program penyerapan gabah ini memiliki banyak manfaat bagi petani dan daerah. Pertama, petani mendapatkan harga yang stabil dan layak untuk hasil panen mereka. Kedua, keberlanjutan produksi pertanian terjaga karena petani merasa didukung oleh pemerintah dan lembaga seperti Bulog.
Selain itu, penyerapan gabah juga memperkuat ketahanan pangan daerah. Dengan cadangan beras yang cukup, daerah dapat menghadapi ancaman kekurangan beras, terutama saat musim paceklik atau kondisi iklim yang tidak menentu.
Bulog juga berkomitmen untuk terus memperluas cakupan penyerapan ke daerah-daerah lain di Maluku. Dengan begitu, seluruh petani di wilayah tersebut dapat merasakan manfaat dari program ini.
Kesimpulan
Program penyerapan gabah oleh Bulog di Pulau Buru adalah langkah penting dalam mendukung kesejahteraan petani dan menjaga stabilitas pangan nasional. Dengan harga yang jelas dan proses yang transparan, program ini memberikan kepastian bagi petani dan memperkuat ketahanan pangan daerah. Bulog berkomitmen untuk terus mengembangkan inisiatif serupa di wilayah lain, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak petani dan masyarakat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!