Daftar Saham Paling Turun Hari Kamis 25 September 2025: IHSG Merah

Kondisi Pasar Saham pada Perdagangan Kamis, 25 September 2025

Pada perdagangan Kamis, 25 September 2025, indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 1,06% dan berakhir di posisi 8.040,66. Penurunan ini terjadi karena tekanan dari beberapa sektor yang mengalami koreksi signifikan. Berdasarkan data dari indeks sektoral IDX-IC, sektor barang baku menjadi yang paling terpuruk dengan penurunan sebesar 3,03%. Disusul oleh sektor transportasi yang turun 2,63% dan sektor industri yang mengalami penurunan sebesar 1,67%.

Kondisi pasar saham tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga meliputi sebagian besar bursa Asia. Indeks Hang Seng mengalami penurunan sebesar 0,13% menjadi 26.484,68, sedangkan Shanghai Index melemah tipis sebesar 0,01% ke level 3.853,30. Di sisi lain, Indeks Straits Times turun 0,39% menjadi 4.273,86. Hanya Nikkei yang berhasil menunjukkan pertumbuhan sebesar 0,27% ke level 45.754,93.

Meskipun banyak sektor mengalami penurunan, terdapat tiga sektor yang mencatat penguatan. Sektor barang konsumen primer naik sebesar 1,75%, sektor properti meningkat 1,56%, dan sektor kesehatan bertambah 0,6%. Data dari RTI Business menunjukkan bahwa frekuensi perdagangan mencapai 2,69 juta kali transaksi, dengan total 53,47 miliar lembar saham berpindah tangan dan nilai transaksi sebesar Rp26,24 triliun.

Daftar Top Loser Saham Pada Hari Ini

Dalam situasi pasar yang cenderung melemah, beberapa saham mengalami penurunan signifikan. Berikut adalah daftar top loser saham pada perdagangan Kamis, 25 September 2025:

• PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE): Mengalami penurunan sebesar 14,39% ke harga Rp 239.
• PT FKS Multi Agro Tbk (FISH): Turun 13,85% ke harga Rp 2.550.
• PT Shield On Service Tbk (SOSS): Menurun sebesar 13,66% ke harga Rp 790.

Selain ketiga saham tersebut, terdapat sejumlah saham lain yang juga mengalami penurunan. Secara keseluruhan, sebanyak 258 saham menguat, sedangkan 456 saham mengalami penurunan. Sementara itu, 243 saham lainnya berada dalam kondisi stagnan.

Beberapa indeks pendukung seperti LQ45, IDX 30, Jll hingga MNC36 juga mengalami penurunan. Tekanan terhadap indeks sektoral berasal dari sektor bahan baku, transportasi, industri, teknologi, dan infrastruktur.

Analisis Kondisi Pasar dan Rekomendasi Bagi Investor

Penurunan IHSG yang cukup dalam menunjukkan adanya tekanan jual yang kuat di pasar. Hal ini memperlihatkan tingginya volatilitas di tengah koreksi pasar. Emiten seperti LIVE, FISH, dan SOSS menjadi contoh dari saham-saham yang sangat rentan terhadap fluktuasi pasar.

Bagi para investor, situasi ini menjadi pengingat penting untuk lebih berhati-hati dalam mengelola risiko. Meski tren jangka pendek bisa memberikan gambaran tentang pergerakan pasar, investor disarankan untuk tetap memantau perkembangan secara menyeluruh dan mempertimbangkan strategi investasi yang tepat. Dengan memahami dinamika pasar dan menjaga keseimbangan antara risiko dan imbal hasil, investor dapat mengambil langkah yang lebih bijak dalam menghadapi kondisi pasar yang tidak menentu.