Empat Bank Himbara Naikkan Bunga Deposito Valas Jadi 4%

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Strategi Bank Himbara Naikkan Bunga Deposito Valas untuk Menarik Dana Asing

Beberapa bank nasional di Indonesia, khususnya empat bank yang termasuk dalam Himbara (Himpunan Bank Milik Negara), mengambil langkah strategis dengan menaikkan bunga deposito valas. Dengan penyesuaian ini, empat bank tersebut yaitu PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) memberikan tingkat bunga sebesar 4% untuk deposito valas denominasi dollar Amerika Serikat (AS).

Sebelum kebijakan ini diberlakukan, suku bunga deposito dolar AS di beberapa bank masih berada pada kisaran yang lebih rendah. Misalnya, BRI menawarkan bunga antara 1,00% hingga 2,00%, sementara Bank Mandiri menawarkan bunga antara 0,75% hingga 1,75%. BTN pun hanya memberikan bunga sebesar 0,2% untuk seluruh tenor hingga dua tahun.

Upaya Meningkatkan Minat Nasabah

Direktur Utama BNI, Putrama Wahju Setyawan menjelaskan bahwa penyesuaian bunga ini bertujuan untuk memberikan nilai tambah bagi nasabah, terutama mereka yang biasanya menempatkan dana valas di luar negeri. Dengan bunga yang lebih menarik, BNI berharap dapat menarik nasabah untuk berinvestasi di dalam negeri.

Selain itu, BNI juga memperkuat ekosistem digital melalui wondr by BNI, yang memudahkan pembukaan dan pengelolaan deposito valas. Jaringan kantor luar negeri BNI juga siap menjadi jembatan bagi arus masuk dana investor internasional ke Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya menjaga stabilitas nilai tukar serta memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi investasi yang aman dan kompetitif.

Kebijakan Serupa dari BTN

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menyatakan bahwa penyesuaian bunga USD merupakan strategi untuk menarik lebih banyak dana valuta asing ke Indonesia. Ia berharap produk valas BTN tetap kompetitif dan menjadi pilihan menarik bagi nasabah, baik dari dalam maupun luar negeri. Nixon menekankan bahwa kebijakan ini juga mendukung stabilitas sektor keuangan nasional.

Kepedulian Terhadap Stabilitas Ekonomi

Direktur Utama Bank Mandiri, Riduan, menjelaskan bahwa kebijakan ini sejalan dengan arahan strategis pemerintah dalam menjaga stabilitas nilai tukar serta memperkuat daya saing industri perbankan nasional. Bank Mandiri menawarkan counter rate deposito USD yang kompetitif sebesar 4% untuk meningkatkan pengalaman nasabah dalam mengelola dana valas.

Sementara itu, Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menilai bahwa langkah ini akan menjadi magnet bagi investor ritel maupun institusi, baik domestik maupun internasional. Ia menekankan bahwa peningkatan bunga deposito valas merupakan respon terhadap dinamika pasar global sekaligus strategi untuk memperluas basis dana valuta asing.

Tanggapan dari Analis Ekonomi

Analisis dari Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, menilai bahwa keputusan Himbara untuk menaikkan bunga deposito valas cukup berani. Ia mengatakan bahwa bunga 4% ini sudah mendekati level fed fund rate yang mencapai 4,25%. Dengan demikian, harapan adalah adanya aliran dana dari masyarakat Indonesia yang ada di luar negeri untuk dikembalikan ke dalam negeri.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menilai bahwa kebijakan ini berkaitan dengan kebutuhan likuiditas valas mengantisipasi pelemahan kurs rupiah. Meski pemerintah melakukan injeksi likuiditas melalui BI, tantangannya tetap ada di pasokan valas.

Bhima juga menyebutkan bahwa selisih bunga penjaminan LPS untuk deposito valas dengan bunga bank terlalu lebar. Hal ini membuat sebagian deposan valas beralih ke Himbara, sementara sebagian lainnya memilih instrumen lain seperti SBN.