
Harga Emas Global Mencapai Rekor Baru
Harga emas global kembali menunjukkan penguatan signifikan pada perdagangan Jumat 12 September 2025, mendekati level tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH). Lonjakan ini dipicu oleh meningkatnya harapan pasar bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) akan memangkas suku bunga untuk pertama kalinya tahun ini pada pertemuan pekan depan.
Emas spot tercatat naik 0,26% ke posisi US$ 3.643,35 per ons, hanya sedikit di bawah rekor US$ 3.673,95 yang dicapai pada Selasa 9 September 2025. Sepanjang pekan berjalan, harga emas sudah menguat 1,7% dan bersiap menutup pekan keempat secara beruntun di zona hijau. Sementara kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup naik 0,3% ke level US$ 3.686,40 per ons.
Menurut Senior Market Strategist RJO Futures, Daniel Pavilonis, pelemahan pasar tenaga kerja Amerika Serikat menjadi pendorong utama kenaikan harga emas. Data ketenagakerjaan yang melemah dan inflasi yang tidak merata membuat The Fed harus memangkas suku bunga. Hal ini mendorong logam mulia naik karena ada risiko inflasi jangka panjang.
Data Ekonomi AS Melemah
Laporan terbaru menunjukkan klaim pengangguran meningkat, pertumbuhan lapangan kerja non-pertanian melambat, dan ada revisi yang memangkas 911 ribu pekerjaan dari data tahun lalu. Fakta ini menjadi sinyal bahwa mesin ekonomi Negeri Paman Sam mulai kehilangan tenaga.
Di sisi lain, inflasi konsumen pada Agustus mencatat kenaikan bulanan tertinggi dalam tujuh bulan terakhir. Meski begitu, investor menilai kondisi pasar tenaga kerja yang melemah lebih menentukan arah kebijakan The Fed dibanding inflasi yang masih tinggi.
Saat ini, pasar melalui Fed fund futures memperkirakan penuh adanya pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada rapat 17 September. Namun, ekspektasi pemangkasan lebih besar, yakni 50 basis poin, mulai berkurang.
Tekanan politik juga muncul dari Presiden AS Donald Trump yang secara terbuka mendesak The Fed memangkas suku bunga, bahkan dikabarkan berupaya menyingkirkan Gubernur Lisa Cook.
Prospek Harga Emas
UBS memperkirakan harga emas berpotensi menembus level US$ 3.900 per ons pada pertengahan 2026. “Dengan dukungan tren ETF yang kembali meningkat, kami melihat emas masih punya ruang naik lebih tinggi,” kata analis UBS Giovanni Staunovo.
Sejak awal tahun 2025, emas sudah melesat 39% dan tetap menjadi aset favorit bagi investor sebagai alat lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tren suku bunga rendah.
Di Asia, bank sentral China pada Jumat 12 September 2025 membuka konsultasi publik terkait rencana penyederhanaan aturan ekspor-impor emas dengan memangkas prosedur perizinan. Kebijakan ini diperkirakan dapat menambah likuiditas pasar emas ke depan.
Kenaikan Logam Mulia Lainnya
Selain emas, logam mulia lain juga mencatatkan penguatan. Harga perak melonjak 1,7% ke US$ 42,26 per ons, level tertinggi dalam 14 tahun terakhir. Platinum menguat 1,2% ke US$ 1.395,05 per ons, sementara paladium naik 1,3% ke US$ 1.202,93 per ons. Ketiganya sama-sama membukukan kenaikan mingguan.
Analisis untuk Investor Pemula
Kenaikan harga emas hingga mendekati rekor tertinggi tentu menarik perhatian investor pemula. Namun, penting dipahami bahwa membeli emas saat berada di puncak harga memiliki risiko lebih tinggi. Ada kemungkinan harga terkoreksi jika sentimen pasar berubah, misalnya The Fed menunda pemangkasan suku bunga.
Bagi investor pemula, ada beberapa strategi yang bisa dipertimbangkan:
- Jangan terburu-buru membeli dalam jumlah besar. Lebih aman masuk secara bertahap (dollar cost averaging) agar risiko fluktuasi harga bisa terbagi.
- Tetapkan tujuan investasi. Jika tujuan jangka panjang (di atas 3–5 tahun), emas tetap menarik karena berfungsi sebagai pelindung nilai terhadap inflasi.
- Perhatikan diversifikasi. Jangan hanya mengandalkan emas, sisihkan dana investasi di instrumen lain seperti obligasi atau reksa dana pasar uang.
- Pahami risiko koreksi. Harga emas bisa saja turun jangka pendek meski tren panjangnya naik. Investor pemula harus siap dengan volatilitas pasar.
Dengan strategi yang hati-hati, emas tetap bisa menjadi aset aman di tengah ketidakpastian global, tetapi bukan tanpa risiko.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!